LAPORAN
SINGKAT DASAR-DASAR HORTIKULTURA
1.
LOKASI I (SATU)
1.1
Gambaran
umum lokasi pertanaman
Pada
lokasi pertama, letak posisi lahan yaitu berada tepat di pinggir jalan,
belakang rumah petani. Dengan kemiringan lahan yaitu 5 %, dan sumber air
irigasi yaitu bersumber dari gunung, yang dialiri pipa, kemudian ditampung pada
sebuah kolam, dan dialiri lewat selang dengan mode penyiraman menggunakan
springkler. Pada lokasi ini kondisi kesuuran tanah masuk kategori subur dan
jenis tanaman hortikultura yang dominan adalah bwang merah, sawi, kangkung
darat dan bayam merah.
1.2
Aspek
budidaya tanaman
1.2.1
Gambaran
umum pertanaman
Pada
lakoasi 1 (satu), gambaran umum pertanaman yang dipilih yaitu kangkung darat
dan bayam merah.
Tanaman
kangkung darat memiliki luas pertanaman yaiut 1 m x 25 cm dengan banyaknya
bedengan yaitu 6, dengan pola pertanaman menggunakan sistem pola monokultur
yang mana tidak memiliki jarak tanam atau langsung dihambur, dengan umur sampai
saat ini yaitu 20 hari.
Tanaman
bayam merah memiliki luas lahan pertanaman yaitu 1 m x 25 cm dengan banyaknya
bedegan 3, yang mana menggunaka pola sistem pertanaman monokultur. Tidak
memiliki jarak tanam, sebab proses penanaman hanya dihambur, umur tanaman
sampai saat ini yaitu 2o hari.
1.2.2
Bahan
tanaman (Benih/Bibit)
Pada
lokasi 1 (satu), sumber benih/bibit bersumber dari toko, atau langsung beli di
toko, dalam hal ini toko “Galang Tani”, dengan harga bibit pada kangkung darat
yaitu Rp. 25.000/ kg dan pada bayam merah yaitu Rp. 47.000/bks atau setara
dengan 50 kg.
Pada
tanaman kankung darat, perlakuan sebelum tanamn yang dlakukan yaitu hanya
membuat bedengan dan melakukan penugalan saja, sedangkan pada tanaman bayam
merah, sebelum ditanam bibit di lumuri pasir dan langsng hambur pada bedengan.
1.2.3
Persiapan
lahan (Pengelolaan tanah/pembuatan bedengan)
Pada
lokasi 1 (satu), dengan tanaman kangkung darat memiliki pengelolaan tanah yang
mana di gemburkan dulu menggunakan handtarktor, kemudian menggunkan sistem
manual atau memakai pacul dalam pembuatan bedengan. Dalam hal ini, yang perlu
diperhatikan yaitu dimana proses secara langsng atau olahan tanah, harus lebih
baik.
Sedangkan
pada tanaman bayam merah, pengelolaan tanahnya sama dengan tanaman kangkung
darat yaitu menggunkan handtraktor kemudia menggunaka pacul dalam pembuatan
bedengan.
1.2.4
Pengairan/irigasi
Pemberian
air irigasi pada kedua tanaman ini yaitu sama, dengan menggunakan springkler
yang mana bersumber dari kolam penampungan dengan menggunkan selang. Istensitas
pemberian air yaitu 2 kali sehari dan tidak monoton juga, artinya tergantung
pada cuaca. Dalam pemberian air ini hal yang perlu diperhatikan yaitu ketika
cuaca huja atau tingkat kelembaban tinggi, pemberian air tidak perlu dilakukan,
sebab kelebihan air pada tanaman akan menurunkan tingkat fisiologis tanaman
tersebut dengan terjadinya pembusukan akar dan merusknya buah.
1.2.5
Pemupukan/fertigasi
Pada
proses fertigasi atau pemupukan pada lokasi 1 (satu) dengan tanaman kangkung
darat dan bayam merah ini yaitu memiliki perlakuan yang sama. Yang mana jenis
pupuk yang digunkan adalah urea dengan dosis disesuaikan dengan lahan atau
kurang lebih 3 bedeng sebanyak 2 kg. Dan waktu pemberian pupuk pada umur 10
hari dan hanya sekali saja sampai panen. Dengan cara pemberian di hambur dan
hal yang perlu diperhtikan dalam proses pemupukan ini yaitu pemupukan dilakukan
di pagi hari, karna proses penyerapan atau pengambilan unsur hara tanaman
sedang ebrjalan dengan baik.
1.2.6
Pengendalian
OPT (Hama/Penyakit/Gulma)
Pengendalian
OPT yang dilakukan pada kedua tanaman ini (Kangkung darat dan bayam merah),
dalam hal ini hama yaitu dengan penyemprotan menggunkan insektisida Marsal
ditambah dengan Dom. Sedangkan pada pengendalian penyakit yaitu tidak ada. Atau
penyakit pada kedua tanaman ini tidak ada. Pengendalian gulma yang dilakukan dengan
manual atau langsng cabut menggunakan tangan. Dalam hal ini, yang perlu
diperhatikan yaitu penyemprotan dilakukan pada pagi hari, karena stomataatau
mulut daun terbuka, sehingga proses penyerapan lebih lancar.
1.2.7
Panen
dan pasca panen
Pada
jenis tanaman kangkung darat, panen dilakukan pada umur 25 hari dengan cara
pemanenan yaitu langsung di cabut. Perlakuan pasca panen yaitu tanaman di ikat
kemudian dipasarkan dengan harga Rp. 1000 / ikat.
Sedangkan
pada tanaman bayam merah, panen dilakukan pada umur 2o hari dengan pola
pemanenan langsung cabut, perlakuan pasca panen yaitu sama denga tanaman
kangkung darat, langsng ikat dan dipasrkan dengan harga Rp. 1000/ikat.
2.
LOKASI
II (DUA)
2.1
Gambara
umum lokasi pertanaman
Pada
lokasi ke 2 (dua), letak posisi lahan yaitu berada di pinggir jalan, samping
rumah petani. Yang mana pada lokasi ini, tingkat kemiringan mencapai 5 %.
Dengan sumber air irigasi sama pada lokasi 1 (satu) dan kondisi kesuburan tanah
tergolong subur, serta jenis tanaman yang dominan diusahakn yaitu jagung dan
cabai.
2.2
Aspek
budidaya tanaman
2.2.1
Gambaran
umum pertanaman
Pada
lokasi 2 (dua) yang memiliki jenis tanaman jagung ini, mempunyai luas
pertanaman yaitu ¼ ha dan menggunakan pola pertanaman yaitu dengan sistem
tumpang sari dengan jenis tanaman 3 jenis. Jarak tanam yang digunakan yaitu
20x30 cm dan sampai saat ini tanaman jagung suda memiliki umur 20 hari.
Sedangkan
pada jenis tanaman cabai memiliki luas pertanaman yaitu 25 cm x 1 m dengan
banyaknya bedengan yaitu 12 bedeng. Pola tanam yang digunakan pada tanaman ini
ayitu monokultur dan dengan jarak tanam yaitu 40 x 60 cm/ bedengan 1 baris dan
umur sampai saat ini kurang lebih 3 bulan.
2.2.2
Bahan
tanaman (benih/bibit)
Pada
tanaman jagung, sumber benih berasal dari toko pertanian dengan harga bibit
mencapai Rp. 100.000 sampai dengan Rp. 110.000. pada tanaman ini, tidak ada
perlakuan khusus sebelum tanam yang diberikan, melainkan langsung tanam.
Sedangkan
pada tanaman cabai sumber benih diperoleh dari bibit sendiri dengan harga awal
Rp. 65.000/10 gram. Perlakuan sebelum tanam pada tanaman cabai ini yaitu
disemaikan terlebih dahulu selama 25-30 hari kemudian ditanam.
2.2.3
Persiapan
lahan (Pengelolaan lahan/pembuatan bedengan)
Persiapan
lahan pada tanaman jagung dan cabai yaitu sama, terlebih dahulu pengelolahan
dilakukan dengan membajak menggunkaan handtraktor dan di pacul untuk menggemburkan
tanah, serta pembuatan bedengan dilakukan dengan cara manual. Hal yang perlu
diperhatikan yaitu pemebrian air setelah pembuatan bedengan dilakukan yaitu
dengan cara menggunkan springkler.
2.2.4
Pengairan/Irigasi
Proses
pengairan pada dua jenis tanaman (jagung dan cabai) di lokasi II ini yaitu
sama, dengan menggunakan pola perpipaan yang mana di aliri dengan menggunakan
kincir atau springkler. Dan juga untuk intensitas pemberian air dilakukan
sebanyak 2 minggu sekali yang mana kondisi lahan menjadi hal terpenting yang
perlu diperhatikan dalam pemberian air/irigasi ini.
2.2.5
Pemupukan/Fertigasi
Pemberian
pupuk pada tanaman jagung yaitu dengan jenis pupuk kandang, sp 36, urea dan KCL
dengan pemberian dosis hanya melihat pada kondisi lahan saja. Waktu pemberian
pupuk di lakukan pada saat tanaman berumur 10-15 hari (untuk pupuk urea) dan
KCL pada saat umur tanaman mencapai 40-50 hari dengan cara disebar.
Sedangkan,
pada tanaman cabai, pupuk kandang dan KCL menjadi jenis pupuk yang dib uthkan
oleh tanaman ini dengan dosis yang sama pada tanaman jagung. Waktu pemberian
pupuk dilakukan pada saat tanaman berumur 10 hari dengan cara penugalan, dengan
jarak 5-10 cm dari pohon tanaman.
Pemupukan
dilakukan pada pagi hari, dan ini termasuk hal yang perlu diperhatikan dalam
proses pemupukan, baik untuk tanaman jagung maupun cabai sendiri.
2.2.6
Pengendalian
OPT (Hama/penyakit/gulma)
Pengendalian
OPT atau pada hama dengan jenis tanaman jagung itu dilakukan dengan cara
penyemprotan dengan menggunkana insektisida, pada penyakit menggunkaan
fungisisda dan untuk gulma sistem pengendalian dilakukan dengan menggunakan
pola tanam tumpang sari.
Sedangkan
untuk tanaman cabai, menggunakan bahan kimia insektisisda untuk hama lalat buah
dan fungisisda untuk jamur akar serta melakukan sistem manual atau cabut
langsng uyntuk pengendalian gulma.
Hal
yang perlu diperhatikan dalam pengendalian OPT ini yaitu dengan melakukan
Penyemprotan di pagi hari.
2.2.7
Panen
dan pasca panen
Untuk
tanaman jagung, panen dilakukan pada umur 58-75 hari dengan cara manual atau langsung dipetik.
Perlakuan paska panen yaitu lansng disimpan di dalam karung. Hara per karung
dengan isis 230-280 ini di pasok harga Rp. 200.000-230.000/karng.
Sedangkan
untuk tanaman cabai, panen dilakukan pada saat tanaman berukuran 2-3 bulan
dengan cara panen langsung dipetik. Tidak ada perlakuan pasca panen, melainkan
tanaan langsung dipasrkan dengan harga Rp. 60.000-80.000 / kg.
3.
LOKASI
III (TIGA)
3.1
Gambaran
umum loaksi pertanaman
Pada lokasi 3 (tiga), letak posisi lahan berada pas
dibelakan rumah petani, dengan kemiringan lahan yaitu mencapai 10 % dan sumber
air yang dimiliki bersumber dari gunung denga jarak sekitar 7 km yang dialiri
melalui pipa kemudian menggunkan kincir atau springkler pola penyiramanya.
Serta jenis tanaman hortikulutra yang dominan yaitu bawang merah dan cabai
rawit.
3.2
Aspek
budidaya tanaman
3.2.1
Gambaran
umum pertanaman
Pada
lokasi 3 (tiga), dengan jenis tanaman bawang merah memiliki luas pertanaman 10
x 50 mdengan sistem pertanaman memakai pola tumpang sari atau relay planting
dan jarak tanam yang digunkaan yaitu 15x20 cm dan umur tanaman sampai saat ini
yaitu berkisar 55 hari.
Sedangkan
pada tanaman cabai, luas lahan yang digunakan yaitu 20x25 m dengan pola tanam menggunkan
sistem tumpang sari atau relay planting juga, yang mana jarak tanam yang
diguknakan yaitu 30x30 cm dan umur tanaman saat 8ini yaitu 60 hari.
3.2.2
Bahan
tanaman (benih/bibit)
Bahan
tanaman dengan jenis bawang merah dan cabai rawit bersumber dari produksi
sendiri atau produksi sendiri, yang mana pada tanaman bawang merah memiliki
harga Rp. 60.000/kg dan yang untuk digoreng memiliki harga Rp. 30.000/kg,
sedangkan pada tanamn cabai rawit harga bibit mulai dari Rp. 35.000 sampai
50.000 an.bungkus.
Perlakuan
seelum tanam yang dilakukan pada tanamn bawang merah ini yaitu adanya
penggantungan selama 60 hari atau 1 bulan, untuk pengambilan bibit sedangkan
jika ditanam langsng hanya cukup memotong ujung umbi yang mana bertujua untuk
mempercepat pertumbuhan. Pada tanaman cabai rawit, perlakuan sebelum tanam yang dilakukan yaitu
menyemaikan selam kurang lebih 30 hari atau 1 bulan.
3.2.3
Persiapan
lahan
Pada
lokasi 3 (tiga), dengan jenis tanman bwang merah dan cabai rawit memiliki
persipan lhan yang sama. Yang mana pada tahap pengelolaan lahan yaitu dengan
menggunakan handtarktor, dengan 2 kali pola. pertama bajak untuk membongkar dan
kedua memcah tanah dengan saling silang. Kemudian tahap berikutnya, atau pembuata
bedengan dilakukan dengan cara manual, atau menggunakan pacul. Dalam hal ini,
yang perlu diperhatikan yaitu gulma harus dibersihkan secara merata, sehingga
dalam proses penanaman, tanaman tidak terserang gulma.
3.2.4
Pengairan/irigasi
Pada
tahap pengairan/irigasi, pemberian air pada tanaman bawang merah yaitu dengan
pola perpipaan, menggunkan springkler atau kincir. Dan intensitas air diberikan
secara merata atau dua kali sehari dengan waktu 1 jam. Hal yang perlu
diperhatikan dalam tanamn ini yaitu pemberiaan air hanya sekali pada saat fase
fegetatif.
Sedangkan
pada jenis tanaman cabai rawit, pemberian air dilakukan dengan cara perpiaan
dan menggunkan springkler atau kincir dan intensitas air yang diberikan yaitu 1
minggu sekali dan setelah berbuah pemberian air kurangi yaitu 10 ahri sekali.
Hal yang perlu diperhatikan yaitu pemberiaan air dikotrol, sebab pada tanaman
cabai rawit, kelebihan air hanya mengundang pembusukan pada buah dan rusaknya
perakaran.
3.2.5
Pemupukan
atau fertigasi
Pada
proses pemupukan atau fertigasi kedua tanamn ini yaitu sama. Jenis pupuk yang
digunakan adalah sp 36 denga pupuk dasar NPK dan dosis yang digunakan 15.15
dengan za 25 kg untuk 60 bedeng, dan pemebrian pupuk dilakukan pada sore hari.
Pada
tanaman bwang merah, pemberian pupuk dilakuka dengan cara ditabur di permukaan
tanaman atau bedeng. Sedangkan pada tanaman cabai rawit pemuukan dilakukan
dengan cara sistim tugas dengan jarak 10-15 cm dari tanaman. Hal yang perlu
diperhatikan dalam pemupukan ini yaitu bedengan barada pada kondisi basah dan
setelah pemupukan dilakukan diberi air sehingga pupuk terlarut.
3.2.6
Pengendalian
OPT (Hama/penyakit/gulma)
Pengendalian
OPT, pada jenis tanaman bawang merah, hama dikendalikan dengan cara pemberiaan
fungisisda pada ulat daun bawang, pada
penyakit menggunkan insktisida, dan pada pengendalian gulma digunakan herbisida
pra tumbuh.
Sedangkan
pda tanamn cabai rawit, pengendalian hama dilakukan dengan cara menyemprotkan
fungisida pada gejala jamur, pada penyakit menggunkan insktisida. Sedangkan
pada pengendalian gulma menggunkan herbisisda pra tumbuh atau noxon.
Yang
perlu diperhatikan dlama pengendalian OPT yaitu melakukan pengamatan ayng
intensif pada tanaman budidaya atau mengetahui gejala serangan sebelum serangan
lebih tinggi dan juga penyemprotan lebih memperhatikan perubahan atau kondisi
cuaca.
3.2.7
Panen
dan pasca panen
Panen
dilakukan pada umur 65 hari untuk produksi, dan 70 hari untuk hasilkan bibit,
dalam hal ini pada tanaman bwang merah. Pemanenan dilakukan dengan cara
membashkan tanah jika untuk industri, sedangkan untuk bibit membiarkan tanah
kering shingga muda dicabut dan bibit tidak lembab. Perlakuan pasca panen yang
dilakukan yaitu membersihkan daun, akar dan batang jika panen untuk industri,
sedagkan untuk memperoleh bibit hanya cukup membersihkan akar dan digantung.
Pemasaran tanaman ini diberi harga Rp. 30.000 untuk industri dan untuk bibit
yaitu Rp.60.000.
Pada
jenis tanaman cabai rawit, pemanena dilakukan pada umur 4 bulan sampai 1 tahun.
Dengan cara panen sama seperti tanaman bawang merah, dan perlkuan pasca panen
yaitu membersihkan akar, daun, dan batang jika untuk indstri. Sedangkan unutk
bibit hanya cukup mengeringannya. Pemasaran dipasok harga yaitu Rp.
55.000-60.000.
PENUTUP
1.
Kesimpulan
Dari hasil serta pembahasan praktik lapangan, mengenai
pengambilan data pada lahan budidaya tanaman masyarakat per lokasinya, dapat
ditarik kesimpulan bahwa :
- Setiapa
lokasi ( I, II dan III ) memiliki letak atau posisi lahan yang tidak jauh dari
rumah petani serta memiliki kemiringan lahan hampir rata-rata 5 % dan air
irgasi bersumber pada satu titik serta pola pengairan yang sama, yaitu dari
pegunungan dan penggunaan pipa serta springkler atau kincir sebagai media
penyiraman yang efesien.
- Setiap
lokasi (I, II dan III ) pada kondisi lahan khususnya pada tingkat kesuburan
tanah, rata-rata tergolong pada tingkat kesuburan, dengan tanaman yang dominan
di usahakan petani yaitu bawang merah, cabai, jagung serta bayam.
- Setiap
jenis tanaman pada setiap lokasi (I, II dan III ) memiliki aspek budidaya
tanaman yang merata. Yang mana pada setiap tahap (Gambaran umum pertanaman,
Bahan tanaman, Persipan lahan, Pengairan/irigasi, Pemupukan/fertigasi, Pengendlian
OPT dan Panen serta pasca panen) semua memiliki pola aspek yang rata-rata sama
atau meningkat, walaupun sebagian masih tergolong manual atau tradisional.
2.
Saran
Pada praktik lapang diperlukan kedisiplinan,
sehingga dalam proses praktik, waktu bisa terefisienkan dengan baik.