This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Jumat, 03 Mei 2019

DUKA OMU DUKA KITA. OMU BANGKIT



Rasanya saya agak terkesan payah sudah mengklaim diri sebagai petualang jika kisah kemarin sore, hanya selesai begitu saja dan menjadi kenangan tanpa harus di ekspos ke media dalam bentuk narasi. Hihii alay ah. Maklum, milenial.
  Kali ini, setelah beberapa pekan kemarin menghabiskan waktu di pantai sebelah barat Sulawesi Tengah, kini giliran Desa dipenghujung Selatan Kota Palu menjadi tujuan. Bukan untuk berhedon atau sekedar membawa materi ajar jurnalistik kepada siswa seperti sebelumnya, tapi sebagai relawan dalam aksi kemanusiaan. Dimana pada minggu (28/04/2019) kemarin, sejumlah wilayah di bagian Selatan Kota Palu itu tenga diterjang banjir bandang dan tujuan kali ini, Desa Omu. Salah satu desa terdampak banjir berat.
Selasa (30/04), 09.19 Wita. Tidak seperti hari biasanya, alam pagi itu tidak begitu ramah menyapa. Sinar matahari tak memberi semangat, ia redup, yang ada hanya angin sepoi menyelinap ke sumsum tulang mengajak dengan sopan untuk kembali merebah. Ah Sudahlah, sungguh kali ini hanya bermodalkan niat yang tulus. Itu sudah cukup, melebihi cukup untuk kembali semangat.
“Atma..., Gooo!” Kira-kira begitu kalimat singkat pertanda kami siap berangkat menuju Desa Omu. Omu  sendiri merupakan Desa yang bertempat di Kecamatan Gumbasa, Kabupaten Sigi, Sulteng. Jarak tempuh dari Kota Palu membutuhkan waktu 1 jam lebih. Kami memilih jalan poros Palu-Kulawi menjadi alternatif jalur yang tepat menuju kesana.
Disepanjang jalan, rintik hujan menjadi kawan dalam perjalanan. Hembusan angin kembali menusuk, seolah ingin menjadi lawan. Tak hanya itu, Daerah dipenghujung Sigi ini menyambut kami dengan aroma tanah bercampur bauh pohon. Bauh khas, Banjir. Namun saya dan beberapa rekan tetap semangat. Jerit Omu seolah selalu memanggil dengan kepiluannya.

Pilu Omu

Setelah sebelumnya sempat salah arah, dan juga bergulat dengan lumpur jalan bahkan sempat jatuh bangun, akhirnya kami tembus di Desa Omu. Kediaman Merlin menjadi tempat tepat untuk merebah sejenak. Oh iya, sedikit kuceritakan tentang Merlin. Merlin adalah kontak yang sengaja dari jauh hari kami persiapkan. Sebagai orang yang belum terlalu paham sikon Omu, tentunya kami butuh kawan sebagai leader perjalanan.
Ngobrol singkat antara saya dan rekan serta keluarga Merlin dikediamannya menjadi salah satu cara jitu untuk mengumpulkan tenaga. Sementara itu, rintik hujan menyapa pula pada keramahan ibu merlin. Sembari bercerita tentang keadaan Omu pasca banjir, akhirnya situasi sore yang tak begitu mendukung tetap kami syukuri dengan tegukan teh hangat khas Desa Omu
Desa Omu sangat sejuk. Jauh dari polusi juga riuh perkotaan. Desa yang indah dengan ragam budaya ini tak henti-hentinya menyuguhkan pemandangan khas pegunungan yang memanjakan mata. Omu dikelilingi oleh gunung, ditengah desa, terdapat sungai besar. Namanya sungai Miu yang hilirnya menuju Kota Palu.
Desa Omu juga merupakan penghasil jagung. Komoditi jagung di Omu cukup banyak. Kiri kanan desa hampir dipenuhi tanaman jagung, disusul kakao dan kelapa. Namun pasca banjir, ada begitu banyak lahan jagung yang ludes akibat banjir. Tak hanya itu, jalan serta beberapa rumah warga juga habis di lahap banjir. Dalam kejadian itu, beruntungnya tak ada korban jiwa. Hanya kerugian materil yang cukup banyak.
Dalam data hasil wawancara pada masyarakat setempat, dari ke enam desa yang diterjang banjir bandang,  Omu termasuk desa yang terdampak berat. Dilaporkan, lima rumah warga hanyut terbawa banjir, sedangkan 23 rumah lainnya terendam lumpur. Sekitar 10 hektar lahan perkebunan dan 10 hektar sawah warga di desa Omu, juga terendam lumpur. Akses jalan darat terputus sepanjang 10 meter. Akses jalan ini tepat di perbatasan Kecamatan Kulawi dan Kecamatan Gumbasa. Warga pengungsi sebanyak 30 KK. Saat ini keadaan Omu sungguh memprihatinkan.

Sedih Seduh Kopi Hangat Pembangkit Semangat

Hujan redah. Dasar cangkir tampak dengan jelas, pertanda tampa sadar bahwa kami tak bisa menolak kenikmatan teh khas Omu buatan Ibu Merlin. Di lumat sampai habis.
Tenaga full, siap bergerak. Persiapan logistik sudah siap untuk didistribusikan. Tidak seperti dinas pemerintah, lembaga atau relawan pada umumnya, jenis bantuan yang kami persiapkan cukup sederhana. Kopi, kue serta snack menjadi pertimbangan yang menurut kami paling tepat sebagai kebutuhan utama masyarakat saat itu. Ditengah situasi pembersihan kampung dari puing-puing pohon besar yang bertebaran di jalan akibat banjir, juga pembuatan jalan alternatif untuk kembali menghubungkan jalur menuju dusun II, gotong royong masyarakat perlu kembali disemangati.
Setelah sebelumnya sempat turun tangan membantu, saya dan rekan-rekan kembali menyiapkan makan dan minum untuk masyarakat. Cara pendistribusiannya pun terbilang unik. Dimulai dari menenteng termos berisi kopi serta pembagian kue dan juga snack dari satu tempat ke tempat berikutnya.
Warga Desa Omu sangat bermasyarakat. Mereka menyapa kami dengan ramah, dan juga candaan tawa. Namun menurutku, dibalik sambutan tawa masyarakat yang sedang bekerja, sangat nampak terlihat kepiluan mereka. Mengapa tidak, tempat tinggal mereka kini hancur. Rumah, jalan bahkan kebun mereka lenyap dengan seketika dilahap oleh banjir.
Ada kesedihan yang teramat sore itu. Angin diam, tak lagi mengusik perjalanan pulang kami. Rintik hujan pun enggan menampakkan dirinya, seolah bersembunyi dibalik awan paling tebal.  Tak satu serangga pun bersuara, meski datang hanya sekedar bersendawa. Senyap sungguh sore ini. Aku ingin sekali bercanda, namun hati telah berduka.
Belum habis kesedihan, datang kemalangan. Bencana terus mencoba-coba keimanan. memisahkan sanak dan saudara seketika. Ditengah kerusakan hunian, diantara pohon-pohon tumbang, dan diantara bau lumpur yang menyesakkan serta di kepanikan banjir menakutkan. Sungguh ujian yang berat sedang dijalankan. Mencipta rintih tangis memilu menoreh luka.
Masih dalam kesedihan mendalam. semoga mereka mampu bertahan. bertahan dari hanyut batin dan siksaan badan. bertahan meneguh hati menerima cobaan. bertahan hingga mendulang nikmat di penghujung kebahagiaan. Salam semangat Desa Omu. Omu Bangkit.

Jumat, 19 Januari 2018

LAPORAN SINGKAT DASAR-DASAR HORTIKULTURA


1.    LOKASI  I (SATU)
1.1    Gambaran umum lokasi pertanaman
Pada lokasi pertama, letak posisi lahan yaitu berada tepat di pinggir jalan, belakang rumah petani. Dengan kemiringan lahan yaitu 5 %, dan sumber air irigasi yaitu bersumber dari gunung, yang dialiri pipa, kemudian ditampung pada sebuah kolam, dan dialiri lewat selang dengan mode penyiraman menggunakan springkler. Pada lokasi ini kondisi kesuuran tanah masuk kategori subur dan jenis tanaman hortikultura yang dominan adalah bwang merah, sawi, kangkung darat dan bayam merah.
1.2    Aspek budidaya tanaman
1.2.1        Gambaran umum pertanaman
Pada lakoasi 1 (satu), gambaran umum pertanaman yang dipilih yaitu kangkung darat dan bayam merah.
Tanaman kangkung darat memiliki luas pertanaman yaiut 1 m x 25 cm dengan banyaknya bedengan yaitu 6, dengan pola pertanaman menggunakan sistem pola monokultur yang mana tidak memiliki jarak tanam atau langsung dihambur, dengan umur sampai saat ini yaitu 20 hari.
Tanaman bayam merah memiliki luas lahan pertanaman yaitu 1 m x 25 cm dengan banyaknya bedegan 3, yang mana menggunaka pola sistem pertanaman monokultur. Tidak memiliki jarak tanam, sebab proses penanaman hanya dihambur, umur tanaman sampai saat ini yaitu 2o hari.
1.2.2        Bahan tanaman (Benih/Bibit)
Pada lokasi 1 (satu), sumber benih/bibit bersumber dari toko, atau langsung beli di toko, dalam hal ini toko “Galang Tani”, dengan harga bibit pada kangkung darat yaitu Rp. 25.000/ kg dan pada bayam merah yaitu Rp. 47.000/bks atau setara dengan 50 kg.
Pada tanaman kankung darat, perlakuan sebelum tanamn yang dlakukan yaitu hanya membuat bedengan dan melakukan penugalan saja, sedangkan pada tanaman bayam merah, sebelum ditanam bibit di lumuri pasir dan langsng hambur pada bedengan.
1.2.3        Persiapan lahan (Pengelolaan tanah/pembuatan bedengan)
Pada lokasi 1 (satu), dengan tanaman kangkung darat memiliki pengelolaan tanah yang mana di gemburkan dulu menggunakan handtarktor, kemudian menggunkan sistem manual atau memakai pacul dalam pembuatan bedengan. Dalam hal ini, yang perlu diperhatikan yaitu dimana proses secara langsng atau olahan tanah, harus lebih baik.
Sedangkan pada tanaman bayam merah, pengelolaan tanahnya sama dengan tanaman kangkung darat yaitu menggunkan handtraktor kemudia menggunaka pacul dalam pembuatan bedengan.
1.2.4        Pengairan/irigasi
Pemberian air irigasi pada kedua tanaman ini yaitu sama, dengan menggunakan springkler yang mana bersumber dari kolam penampungan dengan menggunkan selang. Istensitas pemberian air yaitu 2 kali sehari dan tidak monoton juga, artinya tergantung pada cuaca. Dalam pemberian air ini hal yang perlu diperhatikan yaitu ketika cuaca huja atau tingkat kelembaban tinggi, pemberian air tidak perlu dilakukan, sebab kelebihan air pada tanaman akan menurunkan tingkat fisiologis tanaman tersebut dengan terjadinya pembusukan akar dan merusknya buah.
1.2.5        Pemupukan/fertigasi
Pada proses fertigasi atau pemupukan pada lokasi 1 (satu) dengan tanaman kangkung darat dan bayam merah ini yaitu memiliki perlakuan yang sama. Yang mana jenis pupuk yang digunkan adalah urea dengan dosis disesuaikan dengan lahan atau kurang lebih 3 bedeng sebanyak 2 kg. Dan waktu pemberian pupuk pada umur 10 hari dan hanya sekali saja sampai panen. Dengan cara pemberian di hambur dan hal yang perlu diperhtikan dalam proses pemupukan ini yaitu pemupukan dilakukan di pagi hari, karna proses penyerapan atau pengambilan unsur hara tanaman sedang ebrjalan dengan baik.
1.2.6        Pengendalian OPT (Hama/Penyakit/Gulma)
Pengendalian OPT yang dilakukan pada kedua tanaman ini (Kangkung darat dan bayam merah), dalam hal ini hama yaitu dengan penyemprotan menggunkan insektisida Marsal ditambah dengan Dom. Sedangkan pada pengendalian penyakit yaitu tidak ada. Atau penyakit pada kedua tanaman ini tidak ada. Pengendalian gulma yang dilakukan dengan manual atau langsng cabut menggunakan tangan. Dalam hal ini, yang perlu diperhatikan yaitu penyemprotan dilakukan pada pagi hari, karena stomataatau mulut daun terbuka, sehingga proses penyerapan lebih lancar.
1.2.7        Panen dan pasca panen
Pada jenis tanaman kangkung darat, panen dilakukan pada umur 25 hari dengan cara pemanenan yaitu langsung di cabut. Perlakuan pasca panen yaitu tanaman di ikat kemudian dipasarkan dengan harga Rp. 1000 / ikat.
Sedangkan pada tanaman bayam merah, panen dilakukan pada umur 2o hari dengan pola pemanenan langsung cabut, perlakuan pasca panen yaitu sama denga tanaman kangkung darat, langsng ikat dan dipasrkan dengan harga Rp. 1000/ikat.


2.    LOKASI II (DUA)
2.1    Gambara umum lokasi pertanaman
Pada lokasi ke 2 (dua), letak posisi lahan yaitu berada di pinggir jalan, samping rumah petani. Yang mana pada lokasi ini, tingkat kemiringan mencapai 5 %. Dengan sumber air irigasi sama pada lokasi 1 (satu) dan kondisi kesuburan tanah tergolong subur, serta jenis tanaman yang dominan diusahakn yaitu jagung dan cabai.
2.2    Aspek budidaya tanaman
2.2.1   Gambaran umum pertanaman
Pada lokasi 2 (dua) yang memiliki jenis tanaman jagung ini, mempunyai luas pertanaman yaitu ¼ ha dan menggunakan pola pertanaman yaitu dengan sistem tumpang sari dengan jenis tanaman 3 jenis. Jarak tanam yang digunakan yaitu 20x30 cm dan sampai saat ini tanaman jagung suda memiliki umur 20 hari.
Sedangkan pada jenis tanaman cabai memiliki luas pertanaman yaitu 25 cm x 1 m dengan banyaknya bedengan yaitu 12 bedeng. Pola tanam yang digunakan pada tanaman ini ayitu monokultur dan dengan jarak tanam yaitu 40 x 60 cm/ bedengan 1 baris dan umur sampai saat ini kurang lebih 3 bulan.
2.2.2   Bahan tanaman (benih/bibit)
Pada tanaman jagung, sumber benih berasal dari toko pertanian dengan harga bibit mencapai Rp. 100.000 sampai dengan Rp. 110.000. pada tanaman ini, tidak ada perlakuan khusus sebelum tanam yang diberikan, melainkan langsung tanam.
Sedangkan pada tanaman cabai sumber benih diperoleh dari bibit sendiri dengan harga awal Rp. 65.000/10 gram. Perlakuan sebelum tanam pada tanaman cabai ini yaitu disemaikan terlebih dahulu selama 25-30 hari kemudian ditanam.
2.2.3   Persiapan lahan (Pengelolaan lahan/pembuatan bedengan)
Persiapan lahan pada tanaman jagung dan cabai yaitu sama, terlebih dahulu pengelolahan dilakukan dengan membajak menggunkaan handtraktor dan di pacul untuk menggemburkan tanah, serta pembuatan bedengan dilakukan dengan cara manual. Hal yang perlu diperhatikan yaitu pemebrian air setelah pembuatan bedengan dilakukan yaitu dengan cara menggunkan springkler.
2.2.4   Pengairan/Irigasi
Proses pengairan pada dua jenis tanaman (jagung dan cabai) di lokasi II ini yaitu sama, dengan menggunakan pola perpipaan yang mana di aliri dengan menggunakan kincir atau springkler. Dan juga untuk intensitas pemberian air dilakukan sebanyak 2 minggu sekali yang mana kondisi lahan menjadi hal terpenting yang perlu diperhatikan dalam pemberian air/irigasi ini.
2.2.5   Pemupukan/Fertigasi
Pemberian pupuk pada tanaman jagung yaitu dengan jenis pupuk kandang, sp 36, urea dan KCL dengan pemberian dosis hanya melihat pada kondisi lahan saja. Waktu pemberian pupuk di lakukan pada saat tanaman berumur 10-15 hari (untuk pupuk urea) dan KCL pada saat umur tanaman mencapai 40-50 hari dengan cara disebar.
Sedangkan, pada tanaman cabai, pupuk kandang dan KCL menjadi jenis pupuk yang dib uthkan oleh tanaman ini dengan dosis yang sama pada tanaman jagung. Waktu pemberian pupuk dilakukan pada saat tanaman berumur 10 hari dengan cara penugalan, dengan jarak 5-10 cm dari pohon tanaman.
Pemupukan dilakukan pada pagi hari, dan ini termasuk hal yang perlu diperhatikan dalam proses pemupukan, baik untuk tanaman jagung maupun cabai sendiri.
2.2.6   Pengendalian OPT (Hama/penyakit/gulma)
Pengendalian OPT atau pada hama dengan jenis tanaman jagung itu dilakukan dengan cara penyemprotan dengan menggunkana insektisida, pada penyakit menggunkaan fungisisda dan untuk gulma sistem pengendalian dilakukan dengan menggunakan pola tanam tumpang sari.
Sedangkan untuk tanaman cabai, menggunakan bahan kimia insektisisda untuk hama lalat buah dan fungisisda untuk jamur akar serta melakukan sistem manual atau cabut langsng uyntuk pengendalian gulma.
Hal yang perlu diperhatikan dalam pengendalian OPT ini yaitu dengan melakukan Penyemprotan di pagi hari.
2.2.7   Panen dan pasca panen
Untuk tanaman jagung, panen dilakukan pada umur 58-75 hari  dengan cara manual atau langsung dipetik. Perlakuan paska panen yaitu lansng disimpan di dalam karung. Hara per karung dengan isis 230-280 ini di pasok harga Rp. 200.000-230.000/karng.
Sedangkan untuk tanaman cabai, panen dilakukan pada saat tanaman berukuran 2-3 bulan dengan cara panen langsung dipetik. Tidak ada perlakuan pasca panen, melainkan tanaan langsung dipasrkan dengan harga Rp. 60.000-80.000 / kg.


3.    LOKASI III (TIGA)
3.1    Gambaran umum loaksi pertanaman
Pada lokasi 3 (tiga), letak posisi lahan berada pas dibelakan rumah petani, dengan kemiringan lahan yaitu mencapai 10 % dan sumber air yang dimiliki bersumber dari gunung denga jarak sekitar 7 km yang dialiri melalui pipa kemudian menggunkan kincir atau springkler pola penyiramanya. Serta jenis tanaman hortikulutra yang dominan yaitu bawang merah dan cabai rawit.
3.2    Aspek budidaya tanaman
3.2.1   Gambaran umum pertanaman
Pada lokasi 3 (tiga), dengan jenis tanaman bawang merah memiliki luas pertanaman 10 x 50 mdengan sistem pertanaman memakai pola tumpang sari atau relay planting dan jarak tanam yang digunkaan yaitu 15x20 cm dan umur tanaman sampai saat ini yaitu berkisar 55 hari.
Sedangkan pada tanaman cabai, luas lahan yang digunakan yaitu 20x25 m dengan pola tanam menggunkan sistem tumpang sari atau relay planting juga, yang mana jarak tanam yang diguknakan yaitu 30x30 cm dan umur tanaman saat 8ini yaitu 60 hari.
3.2.2   Bahan tanaman (benih/bibit)
Bahan tanaman dengan jenis bawang merah dan cabai rawit bersumber dari produksi sendiri atau produksi sendiri, yang mana pada tanaman bawang merah memiliki harga Rp. 60.000/kg dan yang untuk digoreng memiliki harga Rp. 30.000/kg, sedangkan pada tanamn cabai rawit harga bibit mulai dari Rp. 35.000 sampai 50.000 an.bungkus.
Perlakuan seelum tanam yang dilakukan pada tanamn bawang merah ini yaitu adanya penggantungan selama 60 hari atau 1 bulan, untuk pengambilan bibit sedangkan jika ditanam langsng hanya cukup memotong ujung umbi yang mana bertujua untuk mempercepat pertumbuhan. Pada tanaman cabai rawit,  perlakuan sebelum tanam yang dilakukan yaitu menyemaikan selam kurang lebih 30 hari atau 1 bulan.
3.2.3   Persiapan lahan
Pada lokasi 3 (tiga), dengan jenis tanman bwang merah dan cabai rawit memiliki persipan lhan yang sama. Yang mana pada tahap pengelolaan lahan yaitu dengan menggunakan handtarktor, dengan 2 kali pola. pertama bajak untuk membongkar dan kedua memcah tanah dengan saling silang. Kemudian tahap berikutnya, atau pembuata bedengan dilakukan dengan cara manual, atau menggunakan pacul. Dalam hal ini, yang perlu diperhatikan yaitu gulma harus dibersihkan secara merata, sehingga dalam proses penanaman, tanaman tidak terserang gulma.
3.2.4   Pengairan/irigasi
Pada tahap pengairan/irigasi, pemberian air pada tanaman bawang merah yaitu dengan pola perpipaan, menggunkan springkler atau kincir. Dan intensitas air diberikan secara merata atau dua kali sehari dengan waktu 1 jam. Hal yang perlu diperhatikan dalam tanamn ini yaitu pemberiaan air hanya sekali pada saat fase fegetatif.
Sedangkan pada jenis tanaman cabai rawit, pemberian air dilakukan dengan cara perpiaan dan menggunkan springkler atau kincir dan intensitas air yang diberikan yaitu 1 minggu sekali dan setelah berbuah pemberian air kurangi yaitu 10 ahri sekali. Hal yang perlu diperhatikan yaitu pemberiaan air dikotrol, sebab pada tanaman cabai rawit, kelebihan air hanya mengundang pembusukan pada buah dan rusaknya perakaran.
3.2.5   Pemupukan atau fertigasi
Pada proses pemupukan atau fertigasi kedua tanamn ini yaitu sama. Jenis pupuk yang digunakan adalah sp 36 denga pupuk dasar NPK dan dosis yang digunakan 15.15 dengan za 25 kg untuk 60 bedeng, dan pemebrian pupuk dilakukan pada sore hari.
Pada tanaman bwang merah, pemberian pupuk dilakuka dengan cara ditabur di permukaan tanaman atau bedeng. Sedangkan pada tanaman cabai rawit pemuukan dilakukan dengan cara sistim tugas dengan jarak 10-15 cm dari tanaman. Hal yang perlu diperhatikan dalam pemupukan ini yaitu bedengan barada pada kondisi basah dan setelah pemupukan dilakukan diberi air sehingga pupuk terlarut.
3.2.6   Pengendalian OPT (Hama/penyakit/gulma)
Pengendalian OPT, pada jenis tanaman bawang merah, hama dikendalikan dengan cara pemberiaan fungisisda  pada ulat daun bawang, pada penyakit menggunkan insktisida, dan pada pengendalian gulma digunakan herbisida pra tumbuh.
Sedangkan pda tanamn cabai rawit, pengendalian hama dilakukan dengan cara menyemprotkan fungisida pada gejala jamur, pada penyakit menggunkan insktisida. Sedangkan pada pengendalian gulma menggunkan herbisisda pra tumbuh atau noxon.
Yang perlu diperhatikan dlama pengendalian OPT yaitu melakukan pengamatan ayng intensif pada tanaman budidaya atau mengetahui gejala serangan sebelum serangan lebih tinggi dan juga penyemprotan lebih memperhatikan perubahan atau kondisi cuaca.
3.2.7   Panen dan pasca panen
Panen dilakukan pada umur 65 hari untuk produksi, dan 70 hari untuk hasilkan bibit, dalam hal ini pada tanaman bwang merah. Pemanenan dilakukan dengan cara membashkan tanah jika untuk industri, sedangkan untuk bibit membiarkan tanah kering shingga muda dicabut dan bibit tidak lembab. Perlakuan pasca panen yang dilakukan yaitu membersihkan daun, akar dan batang jika panen untuk industri, sedagkan untuk memperoleh bibit hanya cukup membersihkan akar dan digantung. Pemasaran tanaman ini diberi harga Rp. 30.000 untuk industri dan untuk bibit yaitu Rp.60.000.
Pada jenis tanaman cabai rawit, pemanena dilakukan pada umur 4 bulan sampai 1 tahun. Dengan cara panen sama seperti tanaman bawang merah, dan perlkuan pasca panen yaitu membersihkan akar, daun, dan batang jika untuk indstri. Sedangkan unutk bibit hanya cukup mengeringannya. Pemasaran dipasok harga yaitu Rp. 55.000-60.000.


PENUTUP 

1.        Kesimpulan

Dari hasil serta pembahasan praktik lapangan, mengenai pengambilan data pada lahan budidaya tanaman masyarakat per lokasinya, dapat ditarik kesimpulan bahwa :
-       Setiapa lokasi ( I, II dan III ) memiliki letak atau posisi lahan yang tidak jauh dari rumah petani serta memiliki kemiringan lahan hampir rata-rata 5 % dan air irgasi bersumber pada satu titik serta pola pengairan yang sama, yaitu dari pegunungan dan penggunaan pipa serta springkler atau kincir sebagai media penyiraman yang efesien.
-       Setiap lokasi (I, II dan III ) pada kondisi lahan khususnya pada tingkat kesuburan tanah, rata-rata tergolong pada tingkat kesuburan, dengan tanaman yang dominan di usahakan petani yaitu bawang merah, cabai, jagung serta bayam.
-       Setiap jenis tanaman pada setiap lokasi (I, II dan III ) memiliki aspek budidaya tanaman yang merata. Yang mana pada setiap tahap (Gambaran umum pertanaman, Bahan tanaman, Persipan lahan, Pengairan/irigasi, Pemupukan/fertigasi, Pengendlian OPT dan Panen serta pasca panen) semua memiliki pola aspek yang rata-rata sama atau meningkat, walaupun sebagian masih tergolong manual atau tradisional.

2.        Saran


Pada praktik lapang diperlukan kedisiplinan, sehingga dalam proses praktik, waktu bisa terefisienkan dengan baik. 

LAPORAN MATAKULIAH DASAR-DASAR EKOLOGI

LAPORAN PRAKTIK
MATAKULIAH DASAR-DASAR EKOLOGI
Disusun Sebagai Salah Satu Syarat
Dalam Menyelesaikan Mata Kuliah Dasar-Dasar Ekologi














Oleh
YAYAN NOFRIANDI
281  13  074
















PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TADULAKO

2014



KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan kita berbagai macam nikmat, sehingga aktifitas hidup yang kita jalani ini akan selalu membawa keberkahan, baik dikehidupan di alam dunia ini, lebih-lebih lagi pada kehidupan akhirat kelak, sehingga semua cita-cita serta harapan yang ingin kita capai menjadi lebih mudah dan penuh manfaat.
Terimakasih sebelum dan sesudah penyusun ucapkan kepada dosen-dosen serta teman-teman sekalian yang telah membantu, baik bantuan moril maupun materil, sehingga penyususn dapat menyelesaikan penulisan praktikum yang berjudul “ Laporan Praktik Matakuliah Ekologii.
Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa apa yang tertuang dalam laporan ini terdapat kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan baik dari segi materi maupun konteks dan tata bahasanya. Oleh sebab itu penyusun  sangat mengharapkan kritik serta saran yang sifatnya membangun.
Akhirnya, semoga laporan ini memberi manfaat serta dapat membantu setiap pembaca maupun pihak-pihak yang membutuhkan, terutama bagi penyusun.

Palu,     Januari  2015
                                     Penyusun




                                                           I.   PENDAHULUAN

1.1     Latar Belakang
        Bumi memiliki banyak sekali jenis-jenis mahkluk hidup, mulai dari tumbuhan dan binatang yang sangat kompleks hingga organisme yang sederhana seperti jamur, amuba dan bakteri. Meskipun demikian semua mahkluk hidup tanpa kecuali, tidak bisa hidup sendirian. Masing-masing tergantung pada mahkluk hidup yang lain ataupun benda mati di sekelilinganya.
Ekologi adalah cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang hubungan makluk hidup dan lingkungannya. Ruang Lingkup Kajian Ekologi adalah untuk memahami batas-batas ruang lingkup kajian ekologi terlebih dahulu perlu dipahami bagaimana sistem kehidupan di muka ini tersusun dari sistem kehidupan terbesar (biosfer) sampai ke dalam sistem kehidupan terkecil. Antara makhluk hidup satu dengan yang lain akan selalu terjadi interaksi. Antara individu yang satu dengan lainnya dalam satu daerah akan membentuk populasi. Selanjutnya, antara populasi yang satu dengan yang lainnya dalam satu daerah akan terjadi interaksi membentuk komunitas. Hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya akan membentuk ekosistem. Kumpulan ekosistem di dunia akan membentuk biosfer. Urutan satuan - satuan makhluk hidup dalam ekosistem dari yang kecil sampai yang besar adalah Individu, Populasi, Komunitas, Ekosistem dan Biosfer. Namun pada sekian banyak susunan ekologi tersebut, pada kesempatan ini penulis akan menyajikan laporan praktik lapang mengenai Populasi rumput.

1.2      Tujuan dan Kegunaan
    Tujuan dari praktikum matakuliah Dasar-dasar Ekologi ini adalah untuk mengetahui oragnisme apa saja yang terdapat pada satu populasi. Sedangkan kegunaan dari praktikum ini adalah agar kita dapat memahami bagaimana peranan setiap oraganisme pada satu populasi yang ada.

1.3   Peserta dan Waktu Tempat Praktik
        Adapun peserta praktik matakuliah dasar-dasr ekologi ini yaitu seluruh mahasiswa Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Taulako, Palu. Waktu praktik ini dilaksanakan yaitu di pada hari Jum’at tanggal 02 Januari 2015, pukul 10.00 Wita sampai dengan selesai. Dengan bertempatkan di samping Universitas Tadulako, Palu.

II.  HASIL DAN PEMBAHASAN
2.1  Hasil
       Berdasarkan Praktik Matakuliah Dasar-dasar Ekologi yang telah dilakukan, mengenai populasi, didapatkan hasil yaitu sebagai berikut : 














Gambar 1. Populasi Rumput I

















Gambar 2. Populasi Rumput II
















Gambar 3. Populasi Rumput III















Gambar 4. Populasi Rumput IV














Gambar 5.  Populasi Rumput V
2.2   Pembahasan
Populasi berasal dari bahasa latin yaitu populous = rakyat, berarti penduduk. Didalam pelajaran ekologi, populasi adalah sekelompok individu yang sejenis. Apabila kita membicarakan populasi, haruslah disebut jenis individu yang dibicarakan dengan menentukan batas – batas waktunya serta tempatnya. Jadi, populasi adalah Kumpulan individu sejenis yang hidup pada suatu daerah dan waktu tertentu.
Populasi adalah sekelompok makhluk hidup dengan spesies yang sama, yang hidup pada suatu wilayah yang sama dalam kurun waktu yang sama pula. Misalnya saja tanaman padi di persawahan begitu juga dengan perumputan atau serangga yang ada.
Sifat-sifat yang dimiliki populasi diantaranya yaitu adanya kerapatan atau kepadatan, artinya bahwa kerapatan lazim digunakan pada tumbuhan, sedangkan kepadatan biasanya digunakan pada manusia. Populasi organisme pada suatu daerah tidak akan tetap dari waktu ke waktu berikutnya. Jika jumlah populasi suatu jenis berubah, kepadatan populasinya juga akan berubah. Ada dua hal yang mempengaruhi perubahan kepadatan populasi organisme pada suatu daerah. Kemudian adanya individu yang datang, yaitu individu yang lahir dan yang datang dari tempat lain atau imigrasi. Adanya individu yang pergi, yaitu individu yang mati daan yang pergi pindah ke tampat lain atau emigrasi. 
Apabila luas suatu daerah tetap dan jumlahnya individu yang datang lebih besar daripada yang pergi maka kepadatan populasi akan mengecil. Pada suatu daerah yang tersedia cukup ruang dan makanan akan cenderung mendorong bertambahnya jumlah individu. Hal itu akan meningkatkan jumlah populasi sekaligus meningkatkan kepadatan populasi. Meningkatnya jumlah populasi organisme pada suatu daerah akan menyebabkan terjadinya pertumbuhan populasi. Pertumbuhan populasi akan terus berlangsung selama lingkungan mampu menunjang kehidupan. Apabila populasi sudah mencapai titik maksimum atau melebihi daya dukung lingkungan akan menurun.
Densitas adalah jumlah individu per satuan area tertentu, sebagai contoh adalah 300 pohon Sacharum oficinarum/ha. Cara perhitungan densitas tidak dengan menghitung semua individu yang ada dalam suatu area.  Cara yang digunakan adalah dengan menggunakan sampling area. Luas sampling area adalah 1% dari luas area total yang diamati.
Densitas dapat ditinjau dengan tanpa melihat masing-masing jenis, data seperti ini bisa digunakan untuk menghitung jumlah rata-rata individu dari total cuplikan. Perincian densitas  per jenis, menunjukkan populasi masing-masing jenis dan apabila dikaitkan dengan persebaran ukuran seluruh individu dari masing-masing jenis, diperoleh informasi tentang strategi regenerasi atau untuk upaya pengelolaan dan usaha konservasinya, namun data densitas tidak akan berguna tanpa identitas atau informasi dari data yang lain. Densitas suatu spesies merupakan suatu ukuran yang statis, data yang diperoleh tidak dapat mengungkap interaksi dinamik yang terjadi pada anggota spesies tersebut.

III.  PENUTUP
3.1  Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktik Matakuliah Dasar-Dasar Ekologi yang telah dilaksnakan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1.  Bahwa didalam suatu daerah, yang mana memiliki satu jenis individu di daerah tertentu dengan 
     jenis yang sama dalam menempati daerah tertentu pula, dapat dikatakan Populasi.
2.  Suatu organisme, jika menempati daerah atau habitat yang sama dan mempunyai persamaan 
     bentuk, susunan tubuh, dan aktifitas serta mampu menghasilkan keturunan yang subur, yaitu yang 
     mampu berkembang biak dikatakan sejenis. 
3.2   Saran
Dalam parktikum ini, sebaiknya lebih teliti lagi dalam mengamati oraganisme per individu yang ada didalam suatu daerah tersebut, sebab ketelitian dan keseriusan dalam mengamati suatu luas yang berukuran besar maupun sempit, sangat berpengaruh besar dalam peningkatan populasi di daerah tersebut pula.





http://www.resepkuekeringku.com/2014/11/resep-donat-empuk-ala-dunkin-donut.html http://www.resepkuekeringku.com/2015/03/resep-kue-cubit-coklat-enak-dan-sederhana.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/10/resep-donat-kentang-empuk-lembut-dan-enak.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/07/resep-es-krim-goreng-coklat-kriuk-mudah-dan-sederhana-dengan-saus-strawberry.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/06/resep-kue-es-krim-goreng-enak-dan-mudah.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/09/resep-bolu-karamel-panggang-sarang-semut-lembut.html