Jumat, 03 Mei 2019

DUKA OMU DUKA KITA. OMU BANGKIT



Rasanya saya agak terkesan payah sudah mengklaim diri sebagai petualang jika kisah kemarin sore, hanya selesai begitu saja dan menjadi kenangan tanpa harus di ekspos ke media dalam bentuk narasi. Hihii alay ah. Maklum, milenial.
  Kali ini, setelah beberapa pekan kemarin menghabiskan waktu di pantai sebelah barat Sulawesi Tengah, kini giliran Desa dipenghujung Selatan Kota Palu menjadi tujuan. Bukan untuk berhedon atau sekedar membawa materi ajar jurnalistik kepada siswa seperti sebelumnya, tapi sebagai relawan dalam aksi kemanusiaan. Dimana pada minggu (28/04/2019) kemarin, sejumlah wilayah di bagian Selatan Kota Palu itu tenga diterjang banjir bandang dan tujuan kali ini, Desa Omu. Salah satu desa terdampak banjir berat.
Selasa (30/04), 09.19 Wita. Tidak seperti hari biasanya, alam pagi itu tidak begitu ramah menyapa. Sinar matahari tak memberi semangat, ia redup, yang ada hanya angin sepoi menyelinap ke sumsum tulang mengajak dengan sopan untuk kembali merebah. Ah Sudahlah, sungguh kali ini hanya bermodalkan niat yang tulus. Itu sudah cukup, melebihi cukup untuk kembali semangat.
“Atma..., Gooo!” Kira-kira begitu kalimat singkat pertanda kami siap berangkat menuju Desa Omu. Omu  sendiri merupakan Desa yang bertempat di Kecamatan Gumbasa, Kabupaten Sigi, Sulteng. Jarak tempuh dari Kota Palu membutuhkan waktu 1 jam lebih. Kami memilih jalan poros Palu-Kulawi menjadi alternatif jalur yang tepat menuju kesana.
Disepanjang jalan, rintik hujan menjadi kawan dalam perjalanan. Hembusan angin kembali menusuk, seolah ingin menjadi lawan. Tak hanya itu, Daerah dipenghujung Sigi ini menyambut kami dengan aroma tanah bercampur bauh pohon. Bauh khas, Banjir. Namun saya dan beberapa rekan tetap semangat. Jerit Omu seolah selalu memanggil dengan kepiluannya.

Pilu Omu

Setelah sebelumnya sempat salah arah, dan juga bergulat dengan lumpur jalan bahkan sempat jatuh bangun, akhirnya kami tembus di Desa Omu. Kediaman Merlin menjadi tempat tepat untuk merebah sejenak. Oh iya, sedikit kuceritakan tentang Merlin. Merlin adalah kontak yang sengaja dari jauh hari kami persiapkan. Sebagai orang yang belum terlalu paham sikon Omu, tentunya kami butuh kawan sebagai leader perjalanan.
Ngobrol singkat antara saya dan rekan serta keluarga Merlin dikediamannya menjadi salah satu cara jitu untuk mengumpulkan tenaga. Sementara itu, rintik hujan menyapa pula pada keramahan ibu merlin. Sembari bercerita tentang keadaan Omu pasca banjir, akhirnya situasi sore yang tak begitu mendukung tetap kami syukuri dengan tegukan teh hangat khas Desa Omu
Desa Omu sangat sejuk. Jauh dari polusi juga riuh perkotaan. Desa yang indah dengan ragam budaya ini tak henti-hentinya menyuguhkan pemandangan khas pegunungan yang memanjakan mata. Omu dikelilingi oleh gunung, ditengah desa, terdapat sungai besar. Namanya sungai Miu yang hilirnya menuju Kota Palu.
Desa Omu juga merupakan penghasil jagung. Komoditi jagung di Omu cukup banyak. Kiri kanan desa hampir dipenuhi tanaman jagung, disusul kakao dan kelapa. Namun pasca banjir, ada begitu banyak lahan jagung yang ludes akibat banjir. Tak hanya itu, jalan serta beberapa rumah warga juga habis di lahap banjir. Dalam kejadian itu, beruntungnya tak ada korban jiwa. Hanya kerugian materil yang cukup banyak.
Dalam data hasil wawancara pada masyarakat setempat, dari ke enam desa yang diterjang banjir bandang,  Omu termasuk desa yang terdampak berat. Dilaporkan, lima rumah warga hanyut terbawa banjir, sedangkan 23 rumah lainnya terendam lumpur. Sekitar 10 hektar lahan perkebunan dan 10 hektar sawah warga di desa Omu, juga terendam lumpur. Akses jalan darat terputus sepanjang 10 meter. Akses jalan ini tepat di perbatasan Kecamatan Kulawi dan Kecamatan Gumbasa. Warga pengungsi sebanyak 30 KK. Saat ini keadaan Omu sungguh memprihatinkan.

Sedih Seduh Kopi Hangat Pembangkit Semangat

Hujan redah. Dasar cangkir tampak dengan jelas, pertanda tampa sadar bahwa kami tak bisa menolak kenikmatan teh khas Omu buatan Ibu Merlin. Di lumat sampai habis.
Tenaga full, siap bergerak. Persiapan logistik sudah siap untuk didistribusikan. Tidak seperti dinas pemerintah, lembaga atau relawan pada umumnya, jenis bantuan yang kami persiapkan cukup sederhana. Kopi, kue serta snack menjadi pertimbangan yang menurut kami paling tepat sebagai kebutuhan utama masyarakat saat itu. Ditengah situasi pembersihan kampung dari puing-puing pohon besar yang bertebaran di jalan akibat banjir, juga pembuatan jalan alternatif untuk kembali menghubungkan jalur menuju dusun II, gotong royong masyarakat perlu kembali disemangati.
Setelah sebelumnya sempat turun tangan membantu, saya dan rekan-rekan kembali menyiapkan makan dan minum untuk masyarakat. Cara pendistribusiannya pun terbilang unik. Dimulai dari menenteng termos berisi kopi serta pembagian kue dan juga snack dari satu tempat ke tempat berikutnya.
Warga Desa Omu sangat bermasyarakat. Mereka menyapa kami dengan ramah, dan juga candaan tawa. Namun menurutku, dibalik sambutan tawa masyarakat yang sedang bekerja, sangat nampak terlihat kepiluan mereka. Mengapa tidak, tempat tinggal mereka kini hancur. Rumah, jalan bahkan kebun mereka lenyap dengan seketika dilahap oleh banjir.
Ada kesedihan yang teramat sore itu. Angin diam, tak lagi mengusik perjalanan pulang kami. Rintik hujan pun enggan menampakkan dirinya, seolah bersembunyi dibalik awan paling tebal.  Tak satu serangga pun bersuara, meski datang hanya sekedar bersendawa. Senyap sungguh sore ini. Aku ingin sekali bercanda, namun hati telah berduka.
Belum habis kesedihan, datang kemalangan. Bencana terus mencoba-coba keimanan. memisahkan sanak dan saudara seketika. Ditengah kerusakan hunian, diantara pohon-pohon tumbang, dan diantara bau lumpur yang menyesakkan serta di kepanikan banjir menakutkan. Sungguh ujian yang berat sedang dijalankan. Mencipta rintih tangis memilu menoreh luka.
Masih dalam kesedihan mendalam. semoga mereka mampu bertahan. bertahan dari hanyut batin dan siksaan badan. bertahan meneguh hati menerima cobaan. bertahan hingga mendulang nikmat di penghujung kebahagiaan. Salam semangat Desa Omu. Omu Bangkit.

0 komentar:

http://www.resepkuekeringku.com/2014/11/resep-donat-empuk-ala-dunkin-donut.html http://www.resepkuekeringku.com/2015/03/resep-kue-cubit-coklat-enak-dan-sederhana.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/10/resep-donat-kentang-empuk-lembut-dan-enak.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/07/resep-es-krim-goreng-coklat-kriuk-mudah-dan-sederhana-dengan-saus-strawberry.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/06/resep-kue-es-krim-goreng-enak-dan-mudah.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/09/resep-bolu-karamel-panggang-sarang-semut-lembut.html