PEMUDA, ORGANISASI,
DAERAH DAN HARAPAN REALISTIS
By. Yayan
Nofriandi, P. Sugantina
Setelah mengupdate
status di FB yang isinya "Bismillah" itu, aku memutuskan untuk
menulis sebuah tulisan yang isinya entah apa. Aku sebenarnya tidak tau tulisan
apa yang harus aku buat. Hanya saja aku ingin memperbanyak isi Bloggerku, yang
hanya di isi oleh 4 buah bacaan itu.
Disaatmencoba mencari sebuah inspirasi yang pantas untuk kujadikan sebuah
tulisan di lembar elktronik milik Bill Geits ini, aku tiba-tiba mengingat
teman-temanku. Teman sekaligus seniorku dalam berorganisasi, yang sampai saat
ini, tumbenan tak munculdikosku. Mungkin karena sibuk dengan urusan atau
kerjaan mereka masing-masing. Padahal dijam begini, diskusi kecil tanpa pembuka
biasanya sudah kami lakukan dengan ditemani segelas coffe.
Sunyi rasnya. Padahal
jika mereka datang, aku ingin mengajak mereka untuk berdiskusi mengenai pemuda
yang ada di daerah kami, yang mungkin sampai saat ini, sekitar 50 % dari mereka
masi di belenggu oleh tingkat penggaguran yang lumayan tinggi, krisis kesadaran
sosial, maupun krisis mengenai sosial lingkungan, dan bahkan tidak berfikir
untuk masa depan mereka serta pertumbuhan tempat tinggal atau daerah mereka
masing-masing. Sebab aku lihat, bahwa kebanyakan dari mereka yang tidak tergolong
mahasiswa atau suda tidak melanjutkan pendidikan, hanya bisa nongkrong di persimpanagn
jalan saja, atau biasa kujuluki dengan pemuda persimpanagn jalan, yang mana
lebih cenderung memilih berhedonisme. Bukankah hal ini hanya membuat mereka
semakin menurun ??, Tanpa ada eimplementasi untuk daerah, atau setidaknya
adanya perilaku yang bersifat positif serta inisyatif-inisyatif dari mereka
untuk diri mereka ataupun untuk daerah.
Padahal didalam
kehidupan sehari-hari, masyarakat amat sangat membutuhkan sekali peran pemuda
untuk kemajuan kedepanya. Sebab pemuda merupakan salah satu sosok individu yang
masih berproduktif dan memiliki jiwa optimis, berfikir maju, dan berintelegtual
serta merupakan kader bangsa dan kader keluarga yang mana harus bertanggung
jawab, bukannya secara tidak langsung malah lari dari tanggung jawab. Yang
paling menonjol dari pemuda ialah pergerakan perubahan yang ber arah maju
dengan cara membangun semangat yang setinggi-tingginya, pemuda bisa merubah
segalanya menjadi lebih baik. Perubahan hampir selalu terjadi akibat pergerakan
pemuda, sebab pemuda merupakan pilar bagi kebangkitan umat menurutku.
Tapi sekarang semua berbalik
belakang, peran pemuda dalam sosialisasi bermasyrakat sungguh menurun dratis,
dulu biasanya setiap ada kegiatan masyarakat seperti kerja bakti, acara-acara
keagamaan, adat istiadat, pesta perkawinan, biasanya yang berperan aktif dalam
menyukseskan acara tersebut adalah pemuda sekitar. Bahkan selalu berinisyatif
untuk membuat hal yang baru, sperti perlombaan tingkat dusun dan lain
sebagainya, yang mana tanpa mereka sadari bertujuan mengikat jiwa moral
diantara mereka sendiri. Namun pemuda sekarang lebih suka dengan kesenangan,
selalu berhedonisme tanpa mempedulikan peningkatan diri mereka dan daerahnya
sendiri. Bahkan ironinya, pemuda lebih suka nongkrong sambil mabuk-mabukan dan
bahkan tawuran antar kampung. Hal ini juga bukan hanya dilakukan oleh pemuda
yang tidak memiliki pendidikan, melainkan para pemuda yang masi duduk di bangku
sekolah menegah pertama (SMP) dan atas (SMA). Degradasi pola sikap suda merekat
dengan kuat di diri mereka masing-masing. Kasihan bukan ?? jelas kasiahan
menurtku.
Kini pemuda pemudi
lebih suka peranan di dunia maya ketimbang dunia nyata. Lebih suka nge facebook,
yang bisa menghabiskan waktu yang banyak dan tanpa menghasilkan apa-apa
sediktpun, lebih suka nongkrong dipersimpangn jalan ketimbang duduk di
forum diskusi untuk kemajuan desa
ataupun daerahnya sendiri. Seharusnya, selaku pemuda kita dituntut aktif dalam
kegiatan-kegiatan masyarakat, sosialisasi dengan warga sekitar, maupun dengan
kegiatan-kegiatn lainya yang bersifat membangun. Kehadiran pemuda sangat
dinantikan untuk menyokong perubahan dan
pembaharuan bagi masyarakat dan daerah. Sebab aksi ataupun pergerakan reformasi
disemua bidang merupakan salah satu agenda pemuda kearah masyarakat madani. Dan reformasi tidak mungkin dilakukan oleh
orang tua dan anak-anak, melainkan seorang pemuda yang berjiwa besar, seorang
pemuda yang bisa memimpin dirinya sendiri seperti yang dikatakan oleh teman sekaligus
seniorku yang sampai saat ini tak kunjung juga datang. Tapi tak apalah, pembahasan yang ingin kubahas
bersama mereka kali ini, kucoba saja untuk membahasnya sendiri.
Ok, Lanjut. Sepatutnya,
pemuda tidak lagi hanya dalam posisi berpangku tangan atau menunggu
keterlibatan kerja dari pemerintah daerah untuk bersama-sama berperan mengisi
pembangunan daerah. Keterlibatan dalam mendorong pembangunan daerah dalam erah
revormasi ini sangat terbuka bagi pemuda. Pemuda yang mampu membaca tanda-tanda
zamannaya, telah berada pada pilihan penguatan kelembagaan lokal, sepeti
organisasi kedaerahan, guna mendorong kesadaran semua elelmen masyarakat tuk
terlibat aktif mendorong percepatan pembangunan daerah.
Olehnya, generasi muda
sebagai kaum yang mendominasi populasi terbanyak untuk saat ini, harus
mengambil peran pokok sebagai penginisiatif atapun inisiator yang berada di
barisan terdepan untuk kemajuan daerah. Sudah saatnya generasi muda menempatkan
diri sebagai Power Nose atau agen of change dalam melakukan perubahan. Sebab
jika pemuda bergerak dengan cepat seprti efek setelah menekan power nose pada
kendaraan, perubahan akan cepat pula terlihat.
Generasi muda yang
masih relatif bersih dari berbagai kepentingan atau hanya cenderung berhedon,
nongkrong di persimpangan ataupun aktif di dunia maya harus menjadi aset
esensial ataupun potensial serta mahal untuk kejayaan dimasa yang akan datang,
sehingga tercapai pula hasil yang optimal di daerah.
Dengan diawali perekrutan
anggota dalam forum ataupun diskusi di berbagai daerah sehingga keterbiasaan
dan pentingnya peraran pemuda untuk daerah bahkan negara bisa diketahui dan
dipahami, dan dapat disadari betapa pentingnya perubahan suatu daerah untuk
membentuk suatu sistem permasyarakatn yang memiliki visi dan misi serta dapat
mewujudkannya, sehingga terlihat hasil yang cerah kedepanya.
Sebab generasi muda
yang tergabung dalam berbagai organisasi kemasyarakatan atau organisasi mahasiswa
yang ada didaerah, memiliki posisi penting dalam pembanguan daerah. Mereka
memahami dengan baik kondisi daerah dari berbagai sudut pandang dan memiliki
interaksi yang kuat dengan lapisan masyarakat dan dengan elit penguasa,
sehingga menjadi pengalaman untuk melakukan pembangunan daerah. Apalagi
sekarang ini, masi gencar-gencarnya kabar mengenai Peresmian Kabupaten di
daerah kami, yaitu Kabupaten Donpal (Dondo-Dampal). Yang mana dalam pemekaran
ini, keikut sertaan para pemuda sangat dibutuhkan, khusunya untuk menyuarakan
pendapat serta peningkatan sumber daya manusia (SDM) yang bermutu. Sehingga
didalam suatu daerah, tidak akan kehilanagan seorang pemimpin atapun insyator
dalam penggerakan pembangunan daerah kedepannya. Yang mana efeknya akan
mengurangi jumlah angka pengangguran, serta dapat mengubah pola hedoniseme yang
berlebihan bisa menjadi hedon yang bermanfaat untuk diri sendiri maupun
masyarakat.
Sekali lagi, ini merupakan
peluang emas bagi para pemuda dalam merubah sitem ataupun pola hidup. Dengan
cara memanfaatkan oraganisasi dengan sebaik-baiknya yang mana juga sebagia
salah satu wadah untuk pembangunan daerah. Sebab dalam persaingan dunia atau
kompetisi global, sumber kemakmuran suatu daerah bahkan negara tidak lagi
ditentukan oleh kekayaan alam yang melimpah, melainkan oleh kecerdasan,
harapan, semangat pantang menyerah dan rasa percaya diri serta sumber daya
manusia yang bermutu.
Ini bukan mimpi,
angan-angan ataupun soal keyakinan. Tapi ini merupakan sebuah harapan
realistis, harapan nyata, khusunya para kaum pemuda maupun pemudi dalam
pembangunan daerah. Dan akhirnya, pemuda harus menyadari bahwa, harapan dan
cita-cita kemerdekaan akan kedaulatan sepenuhnya untuk diri mereka sendiri,
masyarakat dan daerah, di era desentralisasi ini, ada dipundak mereka, yaitu para
kaum muda.
“HIDUP PEMUDA”
0 komentar:
Posting Komentar