Selasa, 19 Mei 2015

LAPORAN MATA KULIAH ILMU GULMA

LAPORAN PRAKTIKUM
MATAKULIAH ILMU GULMA
ANALISIS VEGETASI GULMA DAN KALIBRASI PADA
TANAMAN SINGKONG (Manihot esculenta)













OLEH
YAYAN NOFRIANDI
281  13  074




skrg
  









PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2015



HALAMAN PENGESAHAN
J u d u l           : Laporan Lengkap Mata Kuliah Ilmu Gulma, Mengenai Analaisis
                          Vegetasi   dan  Kalibrasi    Gulma    pada    Tanaman   Singkong
                          (Manihot esculenta).
N a m a            : YAYAN NOFRIANDI
No. Stambuk   : E 281 13 074







Palu,         Mei  2015







Aisten Penanggung Jawab


Ni Made Setianingsih
E 281 12 076
Mengetahui,



Asisten Koordinator



Sarwanto
E 281 12 064




Menyetujui,
Koordinator Dosen Mata Kuliah Ilmu Gulma



Ir.  Hidayati Mas’ud, MP.
NIP. 19610424 199803 2 001






UCAPAN TERIMA KASIH

lafal bismillah.jpg

Assalamu Alaikum Wr. Wb.
Syukur Alhamdulillah senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. yang memiliki keistimewaan dan pemberian segala kenikmatan besar, baik nikmat iman, kesehatan dan kekuatan didalam penyusunan skripsi ini. Salawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada Sayyidina Muhammad SAW.  Keluarga dan para sahabatnya dan penegak sunnah-Nya sampai kelak akhir zaman.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Asisten Dosen dan Dosen Mata Kuliah yang mana disela-sela rutinitasnya namun tetap meluangkan waktunya untuk memberikan petunjuk, dorongan, saran dan arahan dalam menulis laporan ini.
Akhirnya kepada Allah SWT jualah senantiasa penulis berharap semoga pengorbanan dan segala sesuatunya yang dengan tulus dan ikhlas telah diberikan dan penulis dapatkan akan selalu mendapat limpahan rahmat dan hidayah-Nya, Amin.


Palu,        Mei 2015

                                                                                                           Penulis


KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan kita berbagai macam nikmat, sehingga aktifitas hidup yang kita jalani ini akan selalu membawa keberkahan, baik dikehidupan di alam dunia ini, lebih-lebih lagi pada kehidupan akhirat kelak, sehingga semua cita-cita serta harapan yang ingin kita capai menjadi lebih mudah dan penuh manfaat.
Terimakasih sebelum dan sesudah penulis ucapkan kepada dosen-dosen serta teman-teman sekalian yang telah membantu, terkhusus pada Asisten Dosen (Asdos) yang mana telah memberi bantuan moril maupun materil, sehingga penyususn dapat menyelesaikan penulisan praktikum yang berjudul “ Laporan Mata Kuliah Ilmu Gulma mengenai Anilis Vegetasi Gulma Pada Tanaman Singkong”.
Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa apa yang tertuang dalam laporan ini terdapat kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan baik dari segi materi maupun konteks dan tata bahasanya. Oleh sebab itu penyusun  sangat mengharapkan kritik serta saran yang sifatnya membangun.
Akhirnya, semoga laporan ini memberi manfaat serta dapat membantu setiap pembaca maupun pihak-pihak yang membutuhkan, terutama bagi penyusun.
Palu,     Mei 2015
                         Penulis







I.   PENDAHULUAN
1.1     Latar Belakang
Pertanian dalam pengertian yang luas mencakup semua kegiatan yang memanfaatkan mahluk hidup terkhusus tanaman, namun dala arti sempit, pertanian juga diartikan sebagai kegiatan pemanfaatan sebidang lahan untuk membudidayakan jenis tanaman tertentu yanag mana dapat memberi penghasilan yang optimal.
Dalam melakukan pembudidayaan tanaman, tidak jarang mendapat hambatan yang maan pula dapat menurunkan kulitas dan kuantitas produksi tanaman itu sendiri. Dalam hal ini, gulma sebagai penghambat pertumbuhan tanaman yang menyerang pada fase awal penanaman sehingga tidak jarang pula keberhasilan hidup suatu tanaman terhambat dan bahkan mati.
Gulma merupakan tanaman yang tidak dikehendaki untuk hidup pada areal tanaman budidaya. Dikarenakan gulma dapat memberi kompetisi terhadap tanaman pokok itu sendiri. Pengambilan unsur hara, sinar matahari dan proses tranfirasi oleh gulma sangatlah memberi efek yang besar pada tanaman, diantaranya penurunan produktifitas hasil tanaman, sehingga perlunya pengendalian gulma yang efektif.
Double Bracket: 1Kehadiran gulma sendiri secara langsung dapat mempengaruhi produksi tanaman, baik secara kualitas maupun kuantitas, kemudian juga dapatmenghambat praktek budidaya pertanian. seperti dengan adanya gulma kualitasakan menurun, karena biji gulma tersebut tercampur pada saat pengolahan tanah. Kemudian kuantitas juga akan menurun, karena terjadi kompetisi dalam sarana tumbuh (hara, air, udara, cahaya, ruang gerak) dalam jumlah terbatas, tergantung dari varietas, kesuburan, jenis, kerapatan, dan lamanya tumbuh. Hal inilah yang kemudian menimbulkan gagasan untuk mengendalikan gulma. Dengan tujuan untuk meningkatkan atau mempertahankan produktifitas tanaman.
            Sebelum melakukan pengendalikan gulma, perlunya harus mempelajari susunan dan atau komposisi vegetasi secara bentuk (struktur) vegetasi dari spesies gulma itu sendiri, dalam hal ini unsur vegetasi yang dimaksud adalah bentuk pertumbuhan, stratifikasi dan penutupan tajuk, data jenis gulma, diameter dan tinggi gulma sehingga dapat diperoleh informasi kuantitatif  tentang struktur dan komposisi suatu komunitas tumbuhan. Vegetasi tanam dan iklim berhubungan erat dan pada tiap-tiap tempat mempunyai keseimbangan yang spesifik. Olehnya vegetasi disuatu tempat akan berbeda vegetasi ditempat lain karena bebeda pula faktornya lingkunganya.

1.2      Tujuan dan Kegunaan
  Tujuan dari praktikum Mata Kuliah Ilmu Gulma mengenai Analisis Vegetasi Gulma Pada tanaman singkong (Manihot esculenta) ini yaitu untuk mengetahui  gulma-gulma yang memiliki kemampuan tinggi dalam penguasaan sarana tumbuhan dan ruang hidup. Sedangkan kegunaan dalam praktikum ini yaitu agar dapat memahamai bagaimana penentuan baik dan tidaknya dalam mengendalikan gulma tersebut.

II.  TINJAUAN PUSTAKA
2.1       Pengertian Analisis Vegetasi
            Analisis vegetasi dalah cara mempelajari susunan (komposisi jenis) dan bentuk (struktur) vegetasi atau masyarakat tumbuh-tumbuhan. Dalam ekolgi hutan satuan yang diselidiki adalah suatu tegakan yang merupakan asosiasi kongkrit (Reksohadiprodjo, S. 1985).
            Unsur struktur vegetasi adalah bentuk pertumbuhan, stratifikasi dan penutup tajuk. Untuk keperluan analisis vegtasi diperlukan data-data jenis, diameter dan tinggi untuk menetukan indeks dan nilai penting dari penyusunan komunitas hutan etrsebut. Dengan analisis vegetasi dapat diperoleh informasin kuantitatif tentang struktur dan komposisi suatu komunitas tumbuhan           (Jumin, Hasan Basri. 1991).

2.2       Tujuan Analisis Vegetasi
            Menurut (Prawoto, dkk., 2008), tujuan analisis vegetasi yaitu sebagai berikut :
-            Mengetahui komposisi jenis gulma dan menetapkan jenis yang dominan. Biasanya hal ini dilakukan untuk keperluan perencanaan, misalnya untuk memilih herbisida yang sesuai.
-            Double Bracket: 3Untuk mengetahui tingkat kesamaan atau perbedaan antara dua vegetasi. Hal ini penting, misalnya untuk membandingkan apakah terjadi perubahan komposisi vegetasi gulma sebelum dan setelah dilakukan pengendalian dengan cara tertentu.
Koefisien komunitas digunakan untuk menilai adanya variasi atau kesamaan dari ebrbagai komunitas dalam suatu area. Tingkat kesamaan atau perbedaan komuniti gulma pada suatu daerah dapat dibandingkan dengan menghitung koefisien komunitas (Wirjahardja dan Pancho, 1975).  

2.3       Macam – Macam Metode Analisis Vegetasi
            Dalam ilmu vegetasi telah dikembanglan berbagai metode untuk menganalisis suatu vegetasi yang sangat membantu dalam mendiskripsikan suatu vegetasi sesuai dengan tujuannya. Dalam hal ini suatu metedologi sangat berkembang dengan pesat seiring dengan kemajuan dalam bidang-bidang pengetahuan lainya, tetapi tetap harus diperhitungkan berbagai kendala yang ada.
Adapun macam-macam metode anailisis vegetasi yaitu :
-            Metode garis
Metode garis merupaka suatu metode yang menggunakan cuplikan berupaka garis. Penggunaan metode ini pada vegetasi hutan sangat tergantiung pada kompleksitas hutan tersebut. Dalam hal ini apabila vegetasi sederhana maka garis yang akan digunakan semakinpendek. Untuk hutan biasanya panjang garis yang digunakan sekitar 50m – 100m. Sedangkan untuk vegetasi semak belukar, garis yang digunakan cukup 5 m – 10 m. Apabila metode ini digunakan pada vegetasi yang lebih sederhana, maka garis yang digunakan cukup 1 m  (Barus, 2003).
-            Metode titik
Metode titik merupakan metode analisis vegetasi dengan menggunakan cuplikan berupak titik. Pada metode ini tumbuhan yang dapat dianalisis hanya suatu tumbuhan yan gbenar-benar terletak apda pada titik yang disebar atau yang diproyeksikan mengenai titik tersebut. Dalam menggunakan metode ini, variabelvariabel yang digunakan adalah kerapatn, dominasi dan frekuensi     (Sebayang, 2005).
-            Metode kuadrat
Metode kuadrat merupakan metode analisis vegetasi yang dilakukan dengan menggunakan kawat ataupun kayu dalam bentuk oersegi dengan ukuran 50 x 50 cm yang mana digunakan untuk mengukur kepadatan dan berat kering gulma pada 30, 60 dan 75 hari setelah tanam (HST). Kawat persegi ditempatkan ditempat lokasi terpilih secara acak pada setiap plot dan semua gulma dikumpulkan. Gulma yang sudah dicabut (dikumpulkan) diidentifikasi, dengan cara melakukan perhitunagn spesies, penimbangan biomassa setelah pengeringan pada suhu 70 derajat C selama 72 jam dalam oven listrik. Kepadatan absolut dari masing-masing spesies dicatat. Gulma sebagai kontrol diperkirakan sebagai presentase gulma yang mati oleh perlakuan herbisida tertentu. Dibandingkan dengan kontrol tanpa perlakuan herbisida. Spesies gulma yang dominan ditentukan berdasarkan jumlah rasio dominan (SDR), nilai-nilainya dinyatakan dalam presentase (Rahman, M. Et al., 2012).
            Konsep dan metode analisis vegetasi sesungguhnya sangat bervariasi, tergantung keadaan vegetasi itu sendiri dan tujuanya. Misalnya apakah ditujukan untuk mempelajari tingkat suksesi, apakah untuk evaluasi hasil suatu pengendalian gulma. Metode yang digunakan harus disesuaikan dengan struktur komposisi vegetasi. Untuk areal yang luas dengan vegetasi semak rendah misalnya, digunakan metode garis, untuk pengamatan sebuah contoh petak dengan vegetasi “tumbuh menjalar” digunakan metode titik dan untuk survei suatu daerah yang luas dan tersedia cukup waktu, estimasi visual mungkin dapat digunakan oleh peneliti yang sudah berpengalaman. Jua harus diperhatikan keadaan geologi, tanah, topograpi dan data vegetasi yang mungkin telah ada sebelumnya, serta fasilitas kerja seperti peta lokasi yang bisa dicapai, waktu yang tersedia, dan ain sebagainya semuanya untuk memperoleh efisiensi (Tjitrosoedirdjo, dkk., 1984).



III. METODE PRAKTIK
3.1      Waktu dan Tempat
Adapun peserta praktik matakuliah Irigasi Pertanian ini yaitu seluruh mahasiswa Program Studi Agroteknologi 02, Fakultas Pertanian, Universitas Taulako, Palu. Waktu praktikum ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 09 Mei 2015, pukul 08.00 Wita sampai dengan selesai. Dengan bertempatkan di Lahan, Fakultas Pertanian, Universitas Tadulako, Palu.
3.2      Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum mata kuliah ilmu gulma mengenai analisis vegetasi gulma pada tanaman singkong ini adalah plot dengan ukuran     100X 100 cm, hand tangki semprot dan alat tulis menulis. Sedangkan bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu air dan gulma yang hidup pada tanaman singkong.
3.3       Cara kerja
Cara kerja dalam praktikum analisis vegetasi gulma pada tanaman singkong ini yaitu tebagi menjadi dua bagian.

3.3.1    Perhitungan Analisis Vegetasi
Double Bracket: 7Pertama tama meletakkan plot pada tanaman singkong, dengan posisi tanaman singkong berada tepat di tengah plot yang ukuranya 60x60 cm. Kemudian melakukan perhitungan gulma yang hidup pada areal plot. Seteah itu menulis banyaknya gulma yang dihtung. Langkah ini dilakukan sebanyak lima kali pemindahan plot.

3.3.2    Perhitungan Kalibrasi
Pertama menyiapkan tangki semprot yang kosong atau tidak terisi air, persiapan plot penyemprotan dengan cara memberi patok pada setiap batas, dan dengan ukuran  40 m. Sebelum melakukan penyemprotan, diawali dulu dengan pemompaan ditempat sebanyak 12 kali sehingga tekanan udara dalam tangki terisi. Penyemprotan dilakukan dengan sekali semprot selangkah.






IV.  HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1       Hasil
            Berdasarkan Praktikum Mata Kuliah Ilmu Gulma mengenai Analisis Vegetasi Gulma Pada Tanaman Singkong (Manihot esculenta) didapatkan hasil sebagai berikut :
4.1.1        Perhitungan Analisis Vegetasi
Berdasarkan plot yang telah ditentukan dengan bentuk persegi dan ukuran 100x100 cm, serta perpindahan plot sebanyak 5 kali, didaptkan hasil data sebagai berikut :
Tabel 1. Hasil perhitungan jenis gulma pada tanaman singkong

No
Gulma
Plot Pengamatan
Jumlah Gulma
Kedapatan
I
II
III
IV
V
1
Cacabean (Cleome rutidosperma)
22
49
27
49
17
164
5
2
Lamtoro (Leucaena leucocephala)
50
111
129
51
201
542
5
3
Jukut Pahit
(Axonapus comperssus)
20
31
41
17
18
127
5
4
Belulang
(Elusiana indica)
10
24
8
31
15
88
5
5
Anting-anting
(Achalipa australis)
-
19
-
11
-
30
2
6
Sembung Utan
(Phylanthus
aurinaria)
-
-
-
9
14
23
2
Double Bracket: 9Jumlah kerapatan semua jenis
974
24

A.    Kerapatan
·           Kerapatan Mutlak (KM)
Rumus : + Hasil Plot Pengamatan (1+2+3+4+5+6)
1.        KM. Gulma Cacabean (Cleome rutidosperma)             =  164
2.        KM. Gulma Lamtoro (Leucaena leucocephala)            =  542
3.        KM. Gulma Jukut Pahit (Axonapus comperssus)          =  127
4.        KM. Gulma Belulang (Elusiana indica)                        =  88
5.        KM. Gulma Anting-anting (Achalipa australis)            =  30
6.        KM. Gulma Sembung Utan (Phylanthus aurinaria)     =  23
Jadi, Jumlah keraptan Mutlak (KM) semua jenis dalah 974
·           Kerapatan Nisbi (KN)
Rumus :   x 100%
1.        KN. Gulma Cacabean (Cleome rutidosperma) :
=  x 100%
= 16.837
2.        KN. Gulma Lamtoro (Leucaena leucocephala) :         
=  x 100%
= 55.646
3.        KN. Gulma Jukut Pahit (Axonapus comperssus) :       
=  x 100%
= 13.039
4.        KN. Gulma Belulang (Elusiana indica) :
=  x 100%
=  9.034
5.        KN. Gulma Anting-anting (Achalipa australis) :
=  x 100%
=  3.080
6.        KN. Gulma Sembung Utan (Phylanthus aurinaria) :   
=  x 100%
=  2.361
Jadi,  jumlah kerapatan nisbi (KN) semua jenis adalah 99.997
B.     Frekuensi

·      Frekuensi Mutlak (FM)
Rumus =

1.      FM. Gulma Cacabean (Cleome rutidosperma)               =  = 1
2.      FM. Gulma Lamtoro (Leucaena leucocephala)               = 1
3.      FM. Gulma Jukut Pahit (Axonapus comperssus)             = 1
4.      FM. Gulma Belulang (Elusiana indica)                          =   = 1
5.      FM. Gulma Anting-anting (Achalipa australis)  =
6.      FM. Gulma Sembung Utan (Phylanthus aurinaria)        = 0.4
       Jadi, nilai frekuensi mutlak (FM) semua jenis adalah 4.8
·       Frekuensi Nisbi (FN)

Rumus =  x 100%
1.      FN. Gulma Cacabean (Cleome rutidosperma) :
=  x 100%
                      = 20.83
2.      FN. Gulma Lamtoro (Leucaena leucocephala)  :
=  x 100%
                       = 20.83
3.      FN. Gulma Jukut Pahit (Axonapus comperssus) :         
=  x 100%
                      = 20.83
4.      FN. Gulma Belulang (Elusiana indica)  :
=  x 100%
                      = 20.83
5.      FN. Gulma Anting-anting (Achalipa australis) :           
=  x 100%
                      = 8.33
6.      FN. Gulma Sembung Utan (Phylanthus aurinaria) :     
=  x 100%
                      = 8.33
Jadi, Jumlah frekuensi nisbi (FN) semua jenis adalah 99.98
C.    Dominasi
·       Dominasi Mutlak (DM)

Rumus =
1.      DM. Gulma Cacabean (Cleome rutidosperma)              =    = 32.8
2.      DM. Gulma Lamtoro (Leucaena leucocephala)               = 108.4
3.      DM. Gulma Jukut Pahit (Axonapus comperssus)           =     = 25.4
4.      DM. Gulma Belulang (Elusiana indica)                         =       = 17.6
5.      DM. Gulma Anting-anting (Achalipa australis)             =       = 15
6.      DM. Gulma Sembung Utan (Phylanthus aurinaria)           = 11.5
Jadi, jumlah dominasi mutlak (DM) semua jenis adalah 210.7
·         Dominasi Nisbi (DN)
Rumus = x 100 %

1.      DN. Gulma Cacabean (Cleome rutidosperma) :
=  x 100%
                      = 15.567
2.      DN. Gulma Lamtoro (Leucaena leucocephala) :
=  x 100%
                      = 51.447
3.      DN. Gulma Jukut Pahit (Axonapus comperssus) :
=  x 100%
                      = 12.55
4.      DN. Gulma Belulang (Elusiana indica)  :
=  x 100%
                      = 8.353
5.      DN. Gulma Anting-anting (Achalipa australis) :
=  x 100%
                      = 7.119
6.      DN. Gulma Sembung Utan (Phylanthus aurinaria) :    
=  x 100%
                      = 5.457
Jadi, jumlah dominasi nisbi (DN) semua jenis adalah 100.493
4.1.2        Perhitungan Kalibrasi
Berdasarkan praktik mengenai perhitungan kalibrasi dari kelompok II (dua), didapatkan hasil yaitu sebagai berikut :
Tabel 2. Hasil kalibrasi lahan kelompok II (dua)
No
Parameter Pengamatan
Hasil
1
2
3
Panjang Lahan
Volume air dalam tangki
Lama waktu kalibrasi
40 x 2 m
15 liter/ha
2 menit 14 detik

Perhitungan     :
Rumus =
            =
            = 9 menit/ha
Tabel 3. Hasil kalibrasi semua kelompok (I-V) 
Kelompok
Ukuran Lahan
Volume Air (ltr)
Waktu (menit)
Panjang (m)
Lebar (m)
Luas (m2)
I
30
2
60
15
1.40
II
40
2
80
15
2.14
III
50
2
100
15
2.20
IV
60
2
120
15
2.30
V
70
2
140
15
2.13

Perhitungan     :

Rumus             : Volume air    =
=
= 1.500  liter/ha
Jika takaran  herbisida yang digunakan adalah  5 liter (5000 ml), maka perhitungan konsentrasinya adalah sebagai berikut :
Konsentrasi herbisida  =
                                                = 750 ml /15 liter air (tangki)
Waktu yang digunakan =
                                                = 220 menit / 3,6 jam
      Jadi, hasil kalibrasi pada kelompok II (dua) yaitu 9 menit/ha. Dan volume air untuk kalibrasi semua kelompok adalah 1500 l/ha. Sedangkan pada perhitungan kalibrasi pada semua kelompok adalah 220 menit (3.6 jam).

4.2              Pembahasan

4.2.1        Perhitungan Analisis Vegetasi
Pada hasil pengamatan yang dilakukan, mengenai alanilis vegetasi gulma pada tanaman singkong, diketahui bahwa terdapat 6 jenis gulma, yaitu Gulma Cacabean (Cleome rutidosperma), Gulma Lamtoro (Leucaena leucocephala), Gulma Jukut Pahit (Axonapus comperssus), Gulma Belulang (Elusiana indica) Gulma Anting-anting (Achalipa australis linn dan) Gulma Sembung Utan (Phylanthus aurinaria). Gulma ini termaksud dalam jenis gulma yang berdaun sempit dan berdaun lebar.
Untuk jenis rumput teki, terlihat bahwa morfologi jenis akar serabut tidak terlalu panjang untuk menembus pertahanan sekitar tanaman budidaya singkong, daun berukuran sempit, serta termaksuk tanaman herba.
Gulma berdaun sempit yaitu apabila helaian daun atau laminya berbentuk memanjang dengan ukuran lebarnya helaian kecil atau sempit. Helaian daun dari golongan ini umumnya terdiri dari kelompok daun yan gterbentuk pita, jarum dan berbentuk panjang-panjang. Pertulanagan daun dari golongan ini umumnya berbentuk lurus-lurus yang umumnya didominsai oleh kelompok tumbuhan dari kelas monokotiledon. Tumbuhan ini mempunyai bentuk daun sempit memanjang.

4.2.2        Perhitungan Kalibrasi
            Kalibrasi adalah kegiatan untuk menentukan kebenaran konvesional nilai penunjukan alat ukur dan bahan ukur dengan cara membandingkan terhadap standar ukur yang mampu telusur.
            Pada perhitungan kalibrasi  langkah - langkah dalam melakukan penyemprotan gulma yaitu menggunakan herbisisda. Persiapan sprayer atau tangki serta nozel yang akan digunakan untuk menyemprot gulma dilahan pertanian sesuai dengan kebutuhan. Melakukan kalibrasi sprayer yang akan digunakan dengan benar, mementukan formulasi larutan herbisida yang sesuai luasan areal lahan, dosis dan volume semprotnya, mencampur herbisida dengan pelarutnya sesuai dengan perhitungan dan kebutuhan dalam wadah sedara merata dan homogen, memasukan campuran herbisida kedalam tangki sampai penuh sesuai dengan kapasitas tangki, memompa tangkai sampai tekanan udara dalam tangki penuh, menyemprot gulma pada lahan dengan mengatur posisi nozel.
            Pada ukuran lahan yang berfariasi atau tergantung dari berbagai kelompok masing-masing, yakni mulai dari panjang dan luasan yang berbeda, dapat diketahui pada perhitungan kalibrasi diperlukan 750 ml/15 liter air konsentrasi herbisida, dengan waktu yang digunakan yaitu 220 menit atau setara dengan 3.6 jam.


V.  PENUTUP
5.1   Kesimpulan
  Berdasarkan hasil praktik Mata Kuliah Ilmu Gulma mengenai Analisis Vegetasi Gulma Pada Tanaman Singkong (Manihot esculenta), maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
-          Komposisi jenis serta struktur yang berkaitan dengan susunan dan bentuk gulma pada tanaman singkong (Manihot esculenta), dengan ukuran plot 60x60 cm pada areal, terdominasi pada gulma lamtoro                (Leucaenae leucocephala) dengan banyak mencapai 542 pohon, dan yang paling minim yaitu Gulma Sembung Utan (Phylanthus aurinaria) dengan capaian 23 pohon.
-          Tigkat kesamaan atau perbedaan antara analisis vegetasi dapat diketahui pada hasil data, yang mana hasil dari jumlah kerapatan mutlak (KM) yaitu 974, dan kerapatan nisbi (KN) adalah 99.997. Sedangkan pada data frekuensi multak (FM) yaitu 4.8 dan frekuensi nisbi (FN) yaitu 99.98. Pada data dominasi mutlak (DM) yaitu 210.7, sedangkan dominasi nisbi (DN) adalah 100.493.
-          Double Bracket: 16Dari hasil perhitungan kalibrasi dapat diketahui bahwa hasil kalibrasi umum (I-V) menggunakan herbisida sebanyak 1500/ha atau setara 220 menit (3.6 jam)
-          Pengendalian gulma dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya adanya pengendalian hayati, pengendalian fisik, pengendalian kimia, serta pengendalian terpadu.

5.2   Saran
Dalam melaksanakan praktik, diharapkan pada setiap anggota dari semua kelompok agar dapat bekerja sama dengan baik, sehingga dalam melakukan perhitungan tidak mengalami kendala berupa pencarian data yang lamban. Olehnya pemahaman mengenai perhitungan analisis vegetasi dan kalibrasi dapat dipahami pula.

DAFTAR PUSTAKA
Barus, 2003. Pengendalian Gulma di Perkebunan. Kanisius. Jakarta.


Prawoto, dkk., 2008. Panduan Lengkap Kakao : Manajemen Agribisnis dari Hulu hingga Hilir. Penebar Swadaya, Jakarta.

Rahman, M. 2012. Responsif Gulma Tumbuhan untuk Diferensiasi Herbisida di Sistem Arobik.  Vol. & (1) pp. 12-23.

Reksohadiprodjo, S. 1985. Produksi Hijauan Rumput dan Legum Pakan Tropik Cetakan I. Badan Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.

Sebayang, H.T., 2005. Gulam dan Pengendalianya Pada Tanaman Padi. Unit Penerbitan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Malang.

Tjitrosoedirdjo, dkk., 1984. Pengelolaan Gula di Perkebunan. PT Gramedia, Jakarta.         











LAMPIRAN
1 (2).jpg
Gambar 1. Gulma Cacabean (Cleome rutidosperma)
2 lamtoro (Leucaena leoucocephala).jpg
Gambar 2. Gulma Lamtoro (Leucaena leucocephala)
3 Jukut pahit (Axonapus compressus).jpg
Gambar 3. Gulma Jukut Pahit (Axonapus comperssus)

4 Rumput belulang (Elusiana indica).jpg
Gambar 4. Gulma Belulang (Elusiana indica)

5.jpg
Gambar 5. Gulma Anting-anting (Achalipa australis)

6.jpg
Gambar 6. Gulma Sembung Utan (Phylanthus aurinaria)






RIWAYAT PENULIS

Yayan (3).jpgYayan Nofriandi, lahir pada tanggal 04 November 1995 di Desa Anggasan, Kecamatan Dondo, Kabupaten Tolitoli. Menamatkan Pendidikan Sekolah Dasar (SD) Negeri 1 Anggasan Pada Tahun 2005, dan melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 4 Dondo hingga selesai pada tahun 2008, lulus dari Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Dondo Pada Tahun 2013. Dan hingga sekarang melanjutkan studi di Universitas Tadulako (UNTAD), Palu dengan mengambil Jurusan Agroteknolgi, Fakultas Pertanian sebagai sarana melanjutkan pendidikannya.



0 komentar:

http://www.resepkuekeringku.com/2014/11/resep-donat-empuk-ala-dunkin-donut.html http://www.resepkuekeringku.com/2015/03/resep-kue-cubit-coklat-enak-dan-sederhana.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/10/resep-donat-kentang-empuk-lembut-dan-enak.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/07/resep-es-krim-goreng-coklat-kriuk-mudah-dan-sederhana-dengan-saus-strawberry.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/06/resep-kue-es-krim-goreng-enak-dan-mudah.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/09/resep-bolu-karamel-panggang-sarang-semut-lembut.html