Jumat, 19 Januari 2018

LAPORAN SINGKAT DASAR-DASAR HORTIKULTURA


1.    LOKASI  I (SATU)
1.1    Gambaran umum lokasi pertanaman
Pada lokasi pertama, letak posisi lahan yaitu berada tepat di pinggir jalan, belakang rumah petani. Dengan kemiringan lahan yaitu 5 %, dan sumber air irigasi yaitu bersumber dari gunung, yang dialiri pipa, kemudian ditampung pada sebuah kolam, dan dialiri lewat selang dengan mode penyiraman menggunakan springkler. Pada lokasi ini kondisi kesuuran tanah masuk kategori subur dan jenis tanaman hortikultura yang dominan adalah bwang merah, sawi, kangkung darat dan bayam merah.
1.2    Aspek budidaya tanaman
1.2.1        Gambaran umum pertanaman
Pada lakoasi 1 (satu), gambaran umum pertanaman yang dipilih yaitu kangkung darat dan bayam merah.
Tanaman kangkung darat memiliki luas pertanaman yaiut 1 m x 25 cm dengan banyaknya bedengan yaitu 6, dengan pola pertanaman menggunakan sistem pola monokultur yang mana tidak memiliki jarak tanam atau langsung dihambur, dengan umur sampai saat ini yaitu 20 hari.
Tanaman bayam merah memiliki luas lahan pertanaman yaitu 1 m x 25 cm dengan banyaknya bedegan 3, yang mana menggunaka pola sistem pertanaman monokultur. Tidak memiliki jarak tanam, sebab proses penanaman hanya dihambur, umur tanaman sampai saat ini yaitu 2o hari.
1.2.2        Bahan tanaman (Benih/Bibit)
Pada lokasi 1 (satu), sumber benih/bibit bersumber dari toko, atau langsung beli di toko, dalam hal ini toko “Galang Tani”, dengan harga bibit pada kangkung darat yaitu Rp. 25.000/ kg dan pada bayam merah yaitu Rp. 47.000/bks atau setara dengan 50 kg.
Pada tanaman kankung darat, perlakuan sebelum tanamn yang dlakukan yaitu hanya membuat bedengan dan melakukan penugalan saja, sedangkan pada tanaman bayam merah, sebelum ditanam bibit di lumuri pasir dan langsng hambur pada bedengan.
1.2.3        Persiapan lahan (Pengelolaan tanah/pembuatan bedengan)
Pada lokasi 1 (satu), dengan tanaman kangkung darat memiliki pengelolaan tanah yang mana di gemburkan dulu menggunakan handtarktor, kemudian menggunkan sistem manual atau memakai pacul dalam pembuatan bedengan. Dalam hal ini, yang perlu diperhatikan yaitu dimana proses secara langsng atau olahan tanah, harus lebih baik.
Sedangkan pada tanaman bayam merah, pengelolaan tanahnya sama dengan tanaman kangkung darat yaitu menggunkan handtraktor kemudia menggunaka pacul dalam pembuatan bedengan.
1.2.4        Pengairan/irigasi
Pemberian air irigasi pada kedua tanaman ini yaitu sama, dengan menggunakan springkler yang mana bersumber dari kolam penampungan dengan menggunkan selang. Istensitas pemberian air yaitu 2 kali sehari dan tidak monoton juga, artinya tergantung pada cuaca. Dalam pemberian air ini hal yang perlu diperhatikan yaitu ketika cuaca huja atau tingkat kelembaban tinggi, pemberian air tidak perlu dilakukan, sebab kelebihan air pada tanaman akan menurunkan tingkat fisiologis tanaman tersebut dengan terjadinya pembusukan akar dan merusknya buah.
1.2.5        Pemupukan/fertigasi
Pada proses fertigasi atau pemupukan pada lokasi 1 (satu) dengan tanaman kangkung darat dan bayam merah ini yaitu memiliki perlakuan yang sama. Yang mana jenis pupuk yang digunkan adalah urea dengan dosis disesuaikan dengan lahan atau kurang lebih 3 bedeng sebanyak 2 kg. Dan waktu pemberian pupuk pada umur 10 hari dan hanya sekali saja sampai panen. Dengan cara pemberian di hambur dan hal yang perlu diperhtikan dalam proses pemupukan ini yaitu pemupukan dilakukan di pagi hari, karna proses penyerapan atau pengambilan unsur hara tanaman sedang ebrjalan dengan baik.
1.2.6        Pengendalian OPT (Hama/Penyakit/Gulma)
Pengendalian OPT yang dilakukan pada kedua tanaman ini (Kangkung darat dan bayam merah), dalam hal ini hama yaitu dengan penyemprotan menggunkan insektisida Marsal ditambah dengan Dom. Sedangkan pada pengendalian penyakit yaitu tidak ada. Atau penyakit pada kedua tanaman ini tidak ada. Pengendalian gulma yang dilakukan dengan manual atau langsng cabut menggunakan tangan. Dalam hal ini, yang perlu diperhatikan yaitu penyemprotan dilakukan pada pagi hari, karena stomataatau mulut daun terbuka, sehingga proses penyerapan lebih lancar.
1.2.7        Panen dan pasca panen
Pada jenis tanaman kangkung darat, panen dilakukan pada umur 25 hari dengan cara pemanenan yaitu langsung di cabut. Perlakuan pasca panen yaitu tanaman di ikat kemudian dipasarkan dengan harga Rp. 1000 / ikat.
Sedangkan pada tanaman bayam merah, panen dilakukan pada umur 2o hari dengan pola pemanenan langsung cabut, perlakuan pasca panen yaitu sama denga tanaman kangkung darat, langsng ikat dan dipasrkan dengan harga Rp. 1000/ikat.


2.    LOKASI II (DUA)
2.1    Gambara umum lokasi pertanaman
Pada lokasi ke 2 (dua), letak posisi lahan yaitu berada di pinggir jalan, samping rumah petani. Yang mana pada lokasi ini, tingkat kemiringan mencapai 5 %. Dengan sumber air irigasi sama pada lokasi 1 (satu) dan kondisi kesuburan tanah tergolong subur, serta jenis tanaman yang dominan diusahakn yaitu jagung dan cabai.
2.2    Aspek budidaya tanaman
2.2.1   Gambaran umum pertanaman
Pada lokasi 2 (dua) yang memiliki jenis tanaman jagung ini, mempunyai luas pertanaman yaitu ¼ ha dan menggunakan pola pertanaman yaitu dengan sistem tumpang sari dengan jenis tanaman 3 jenis. Jarak tanam yang digunakan yaitu 20x30 cm dan sampai saat ini tanaman jagung suda memiliki umur 20 hari.
Sedangkan pada jenis tanaman cabai memiliki luas pertanaman yaitu 25 cm x 1 m dengan banyaknya bedengan yaitu 12 bedeng. Pola tanam yang digunakan pada tanaman ini ayitu monokultur dan dengan jarak tanam yaitu 40 x 60 cm/ bedengan 1 baris dan umur sampai saat ini kurang lebih 3 bulan.
2.2.2   Bahan tanaman (benih/bibit)
Pada tanaman jagung, sumber benih berasal dari toko pertanian dengan harga bibit mencapai Rp. 100.000 sampai dengan Rp. 110.000. pada tanaman ini, tidak ada perlakuan khusus sebelum tanam yang diberikan, melainkan langsung tanam.
Sedangkan pada tanaman cabai sumber benih diperoleh dari bibit sendiri dengan harga awal Rp. 65.000/10 gram. Perlakuan sebelum tanam pada tanaman cabai ini yaitu disemaikan terlebih dahulu selama 25-30 hari kemudian ditanam.
2.2.3   Persiapan lahan (Pengelolaan lahan/pembuatan bedengan)
Persiapan lahan pada tanaman jagung dan cabai yaitu sama, terlebih dahulu pengelolahan dilakukan dengan membajak menggunkaan handtraktor dan di pacul untuk menggemburkan tanah, serta pembuatan bedengan dilakukan dengan cara manual. Hal yang perlu diperhatikan yaitu pemebrian air setelah pembuatan bedengan dilakukan yaitu dengan cara menggunkan springkler.
2.2.4   Pengairan/Irigasi
Proses pengairan pada dua jenis tanaman (jagung dan cabai) di lokasi II ini yaitu sama, dengan menggunakan pola perpipaan yang mana di aliri dengan menggunakan kincir atau springkler. Dan juga untuk intensitas pemberian air dilakukan sebanyak 2 minggu sekali yang mana kondisi lahan menjadi hal terpenting yang perlu diperhatikan dalam pemberian air/irigasi ini.
2.2.5   Pemupukan/Fertigasi
Pemberian pupuk pada tanaman jagung yaitu dengan jenis pupuk kandang, sp 36, urea dan KCL dengan pemberian dosis hanya melihat pada kondisi lahan saja. Waktu pemberian pupuk di lakukan pada saat tanaman berumur 10-15 hari (untuk pupuk urea) dan KCL pada saat umur tanaman mencapai 40-50 hari dengan cara disebar.
Sedangkan, pada tanaman cabai, pupuk kandang dan KCL menjadi jenis pupuk yang dib uthkan oleh tanaman ini dengan dosis yang sama pada tanaman jagung. Waktu pemberian pupuk dilakukan pada saat tanaman berumur 10 hari dengan cara penugalan, dengan jarak 5-10 cm dari pohon tanaman.
Pemupukan dilakukan pada pagi hari, dan ini termasuk hal yang perlu diperhatikan dalam proses pemupukan, baik untuk tanaman jagung maupun cabai sendiri.
2.2.6   Pengendalian OPT (Hama/penyakit/gulma)
Pengendalian OPT atau pada hama dengan jenis tanaman jagung itu dilakukan dengan cara penyemprotan dengan menggunkana insektisida, pada penyakit menggunkaan fungisisda dan untuk gulma sistem pengendalian dilakukan dengan menggunakan pola tanam tumpang sari.
Sedangkan untuk tanaman cabai, menggunakan bahan kimia insektisisda untuk hama lalat buah dan fungisisda untuk jamur akar serta melakukan sistem manual atau cabut langsng uyntuk pengendalian gulma.
Hal yang perlu diperhatikan dalam pengendalian OPT ini yaitu dengan melakukan Penyemprotan di pagi hari.
2.2.7   Panen dan pasca panen
Untuk tanaman jagung, panen dilakukan pada umur 58-75 hari  dengan cara manual atau langsung dipetik. Perlakuan paska panen yaitu lansng disimpan di dalam karung. Hara per karung dengan isis 230-280 ini di pasok harga Rp. 200.000-230.000/karng.
Sedangkan untuk tanaman cabai, panen dilakukan pada saat tanaman berukuran 2-3 bulan dengan cara panen langsung dipetik. Tidak ada perlakuan pasca panen, melainkan tanaan langsung dipasrkan dengan harga Rp. 60.000-80.000 / kg.


3.    LOKASI III (TIGA)
3.1    Gambaran umum loaksi pertanaman
Pada lokasi 3 (tiga), letak posisi lahan berada pas dibelakan rumah petani, dengan kemiringan lahan yaitu mencapai 10 % dan sumber air yang dimiliki bersumber dari gunung denga jarak sekitar 7 km yang dialiri melalui pipa kemudian menggunkan kincir atau springkler pola penyiramanya. Serta jenis tanaman hortikulutra yang dominan yaitu bawang merah dan cabai rawit.
3.2    Aspek budidaya tanaman
3.2.1   Gambaran umum pertanaman
Pada lokasi 3 (tiga), dengan jenis tanaman bawang merah memiliki luas pertanaman 10 x 50 mdengan sistem pertanaman memakai pola tumpang sari atau relay planting dan jarak tanam yang digunkaan yaitu 15x20 cm dan umur tanaman sampai saat ini yaitu berkisar 55 hari.
Sedangkan pada tanaman cabai, luas lahan yang digunakan yaitu 20x25 m dengan pola tanam menggunkan sistem tumpang sari atau relay planting juga, yang mana jarak tanam yang diguknakan yaitu 30x30 cm dan umur tanaman saat 8ini yaitu 60 hari.
3.2.2   Bahan tanaman (benih/bibit)
Bahan tanaman dengan jenis bawang merah dan cabai rawit bersumber dari produksi sendiri atau produksi sendiri, yang mana pada tanaman bawang merah memiliki harga Rp. 60.000/kg dan yang untuk digoreng memiliki harga Rp. 30.000/kg, sedangkan pada tanamn cabai rawit harga bibit mulai dari Rp. 35.000 sampai 50.000 an.bungkus.
Perlakuan seelum tanam yang dilakukan pada tanamn bawang merah ini yaitu adanya penggantungan selama 60 hari atau 1 bulan, untuk pengambilan bibit sedangkan jika ditanam langsng hanya cukup memotong ujung umbi yang mana bertujua untuk mempercepat pertumbuhan. Pada tanaman cabai rawit,  perlakuan sebelum tanam yang dilakukan yaitu menyemaikan selam kurang lebih 30 hari atau 1 bulan.
3.2.3   Persiapan lahan
Pada lokasi 3 (tiga), dengan jenis tanman bwang merah dan cabai rawit memiliki persipan lhan yang sama. Yang mana pada tahap pengelolaan lahan yaitu dengan menggunakan handtarktor, dengan 2 kali pola. pertama bajak untuk membongkar dan kedua memcah tanah dengan saling silang. Kemudian tahap berikutnya, atau pembuata bedengan dilakukan dengan cara manual, atau menggunakan pacul. Dalam hal ini, yang perlu diperhatikan yaitu gulma harus dibersihkan secara merata, sehingga dalam proses penanaman, tanaman tidak terserang gulma.
3.2.4   Pengairan/irigasi
Pada tahap pengairan/irigasi, pemberian air pada tanaman bawang merah yaitu dengan pola perpipaan, menggunkan springkler atau kincir. Dan intensitas air diberikan secara merata atau dua kali sehari dengan waktu 1 jam. Hal yang perlu diperhatikan dalam tanamn ini yaitu pemberiaan air hanya sekali pada saat fase fegetatif.
Sedangkan pada jenis tanaman cabai rawit, pemberian air dilakukan dengan cara perpiaan dan menggunkan springkler atau kincir dan intensitas air yang diberikan yaitu 1 minggu sekali dan setelah berbuah pemberian air kurangi yaitu 10 ahri sekali. Hal yang perlu diperhatikan yaitu pemberiaan air dikotrol, sebab pada tanaman cabai rawit, kelebihan air hanya mengundang pembusukan pada buah dan rusaknya perakaran.
3.2.5   Pemupukan atau fertigasi
Pada proses pemupukan atau fertigasi kedua tanamn ini yaitu sama. Jenis pupuk yang digunakan adalah sp 36 denga pupuk dasar NPK dan dosis yang digunakan 15.15 dengan za 25 kg untuk 60 bedeng, dan pemebrian pupuk dilakukan pada sore hari.
Pada tanaman bwang merah, pemberian pupuk dilakuka dengan cara ditabur di permukaan tanaman atau bedeng. Sedangkan pada tanaman cabai rawit pemuukan dilakukan dengan cara sistim tugas dengan jarak 10-15 cm dari tanaman. Hal yang perlu diperhatikan dalam pemupukan ini yaitu bedengan barada pada kondisi basah dan setelah pemupukan dilakukan diberi air sehingga pupuk terlarut.
3.2.6   Pengendalian OPT (Hama/penyakit/gulma)
Pengendalian OPT, pada jenis tanaman bawang merah, hama dikendalikan dengan cara pemberiaan fungisisda  pada ulat daun bawang, pada penyakit menggunkan insktisida, dan pada pengendalian gulma digunakan herbisida pra tumbuh.
Sedangkan pda tanamn cabai rawit, pengendalian hama dilakukan dengan cara menyemprotkan fungisida pada gejala jamur, pada penyakit menggunkan insktisida. Sedangkan pada pengendalian gulma menggunkan herbisisda pra tumbuh atau noxon.
Yang perlu diperhatikan dlama pengendalian OPT yaitu melakukan pengamatan ayng intensif pada tanaman budidaya atau mengetahui gejala serangan sebelum serangan lebih tinggi dan juga penyemprotan lebih memperhatikan perubahan atau kondisi cuaca.
3.2.7   Panen dan pasca panen
Panen dilakukan pada umur 65 hari untuk produksi, dan 70 hari untuk hasilkan bibit, dalam hal ini pada tanaman bwang merah. Pemanenan dilakukan dengan cara membashkan tanah jika untuk industri, sedangkan untuk bibit membiarkan tanah kering shingga muda dicabut dan bibit tidak lembab. Perlakuan pasca panen yang dilakukan yaitu membersihkan daun, akar dan batang jika panen untuk industri, sedagkan untuk memperoleh bibit hanya cukup membersihkan akar dan digantung. Pemasaran tanaman ini diberi harga Rp. 30.000 untuk industri dan untuk bibit yaitu Rp.60.000.
Pada jenis tanaman cabai rawit, pemanena dilakukan pada umur 4 bulan sampai 1 tahun. Dengan cara panen sama seperti tanaman bawang merah, dan perlkuan pasca panen yaitu membersihkan akar, daun, dan batang jika untuk indstri. Sedangkan unutk bibit hanya cukup mengeringannya. Pemasaran dipasok harga yaitu Rp. 55.000-60.000.


PENUTUP 

1.        Kesimpulan

Dari hasil serta pembahasan praktik lapangan, mengenai pengambilan data pada lahan budidaya tanaman masyarakat per lokasinya, dapat ditarik kesimpulan bahwa :
-       Setiapa lokasi ( I, II dan III ) memiliki letak atau posisi lahan yang tidak jauh dari rumah petani serta memiliki kemiringan lahan hampir rata-rata 5 % dan air irgasi bersumber pada satu titik serta pola pengairan yang sama, yaitu dari pegunungan dan penggunaan pipa serta springkler atau kincir sebagai media penyiraman yang efesien.
-       Setiap lokasi (I, II dan III ) pada kondisi lahan khususnya pada tingkat kesuburan tanah, rata-rata tergolong pada tingkat kesuburan, dengan tanaman yang dominan di usahakan petani yaitu bawang merah, cabai, jagung serta bayam.
-       Setiap jenis tanaman pada setiap lokasi (I, II dan III ) memiliki aspek budidaya tanaman yang merata. Yang mana pada setiap tahap (Gambaran umum pertanaman, Bahan tanaman, Persipan lahan, Pengairan/irigasi, Pemupukan/fertigasi, Pengendlian OPT dan Panen serta pasca panen) semua memiliki pola aspek yang rata-rata sama atau meningkat, walaupun sebagian masih tergolong manual atau tradisional.

2.        Saran


Pada praktik lapang diperlukan kedisiplinan, sehingga dalam proses praktik, waktu bisa terefisienkan dengan baik. 

0 komentar:

http://www.resepkuekeringku.com/2014/11/resep-donat-empuk-ala-dunkin-donut.html http://www.resepkuekeringku.com/2015/03/resep-kue-cubit-coklat-enak-dan-sederhana.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/10/resep-donat-kentang-empuk-lembut-dan-enak.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/07/resep-es-krim-goreng-coklat-kriuk-mudah-dan-sederhana-dengan-saus-strawberry.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/06/resep-kue-es-krim-goreng-enak-dan-mudah.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/09/resep-bolu-karamel-panggang-sarang-semut-lembut.html