LAPORAN
PRAKTIKUM
MATAKULIAH
ILMU GULMA
ANALISIS
VEGETASI GULMA DAN KALIBRASI PADA
TANAMAN
SINGKONG (Manihot esculenta)
OLEH
YAYAN NOFRIANDI
E 281 13
074
PROGRAM STUDI
AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
TADULAKO
2015
HALAMAN
PENGESAHAN
J u d u l : Laporan Lengkap Mata Kuliah Ilmu Gulma, Mengenai
Analaisis
Vegetasi dan Kalibrasi
Gulma pada Tanaman Singkong
(Manihot esculenta).
N
a m a : YAYAN NOFRIANDI
No.
Stambuk : E 281 13 074
Palu, Mei 2015
Aisten Penanggung Jawab
Ni Made
Setianingsih
E 281 12 076
|
Mengetahui,
|
Asisten Koordinator
Sarwanto
E 281 12 064
|
|
Menyetujui,
Koordinator Dosen Mata Kuliah Ilmu
Gulma
Ir. Hidayati Mas’ud, MP.
NIP. 19610424
199803 2 001
|
|
UCAPAN
TERIMA KASIH
Assalamu Alaikum Wr. Wb.
Syukur Alhamdulillah
senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. yang memiliki keistimewaan
dan pemberian segala kenikmatan besar, baik nikmat iman, kesehatan dan kekuatan
didalam penyusunan skripsi ini. Salawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada
Sayyidina Muhammad SAW. Keluarga dan
para sahabatnya dan penegak sunnah-Nya sampai kelak akhir zaman.
Pada kesempatan ini
penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan
yang setinggi-tingginya kepada Asisten Dosen dan Dosen Mata Kuliah yang mana disela-sela
rutinitasnya namun tetap meluangkan waktunya untuk memberikan petunjuk,
dorongan, saran dan arahan dalam menulis laporan ini.
Akhirnya kepada Allah
SWT jualah senantiasa penulis berharap semoga pengorbanan dan segala sesuatunya
yang dengan tulus dan ikhlas telah diberikan dan penulis dapatkan akan selalu
mendapat limpahan rahmat dan hidayah-Nya, Amin.
Palu, Mei 2015
Penulis
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat
Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan kita berbagai macam nikmat, sehingga
aktifitas hidup yang kita jalani ini akan selalu membawa keberkahan, baik
dikehidupan di alam dunia ini, lebih-lebih lagi pada kehidupan akhirat kelak,
sehingga semua cita-cita serta harapan yang ingin kita capai menjadi lebih
mudah dan penuh manfaat.
Terimakasih sebelum dan
sesudah penulis ucapkan kepada dosen-dosen serta teman-teman sekalian yang
telah membantu, terkhusus pada Asisten Dosen (Asdos) yang mana telah memberi
bantuan moril maupun materil, sehingga penyususn dapat menyelesaikan penulisan
praktikum yang berjudul “ Laporan Mata Kuliah Ilmu Gulma mengenai Anilis
Vegetasi Gulma Pada Tanaman Singkong”.
Penyusun menyadari
sepenuhnya bahwa apa yang tertuang dalam laporan ini terdapat kekurangan dan
masih jauh dari kesempurnaan baik dari segi materi maupun konteks dan tata
bahasanya. Oleh sebab itu penyusun
sangat mengharapkan kritik serta saran yang sifatnya membangun.
Akhirnya,
semoga laporan ini memberi manfaat serta dapat membantu setiap pembaca maupun
pihak-pihak yang membutuhkan, terutama bagi penyusun.
Palu, Mei 2015
Penulis
I.
PENDAHULUAN
Pertanian dalam
pengertian yang luas mencakup semua kegiatan yang memanfaatkan mahluk hidup
terkhusus tanaman, namun dala arti sempit, pertanian juga diartikan sebagai
kegiatan pemanfaatan sebidang lahan untuk membudidayakan jenis tanaman tertentu
yanag mana dapat memberi penghasilan yang optimal.
Dalam
melakukan pembudidayaan tanaman, tidak jarang mendapat hambatan yang maan pula
dapat menurunkan kulitas dan kuantitas produksi tanaman itu sendiri. Dalam hal
ini, gulma sebagai penghambat pertumbuhan tanaman yang menyerang pada fase awal
penanaman sehingga tidak jarang pula keberhasilan hidup suatu tanaman terhambat
dan bahkan mati.
Gulma
merupakan tanaman yang tidak dikehendaki untuk hidup pada areal tanaman
budidaya. Dikarenakan gulma dapat memberi kompetisi terhadap tanaman pokok itu
sendiri. Pengambilan unsur hara, sinar matahari dan proses tranfirasi oleh
gulma sangatlah memberi efek yang besar pada tanaman, diantaranya penurunan
produktifitas hasil tanaman, sehingga perlunya pengendalian gulma yang efektif.
Kehadiran gulma sendiri secara
langsung dapat mempengaruhi produksi tanaman, baik secara kualitas maupun
kuantitas, kemudian juga dapatmenghambat praktek budidaya pertanian. seperti
dengan adanya gulma kualitasakan menurun, karena biji gulma tersebut tercampur
pada saat pengolahan tanah. Kemudian kuantitas juga akan menurun, karena
terjadi kompetisi dalam sarana tumbuh (hara, air, udara, cahaya, ruang gerak)
dalam jumlah terbatas, tergantung dari varietas, kesuburan, jenis, kerapatan,
dan lamanya tumbuh. Hal inilah yang kemudian menimbulkan gagasan untuk
mengendalikan gulma. Dengan tujuan untuk meningkatkan atau mempertahankan
produktifitas tanaman.
Sebelum
melakukan pengendalikan gulma, perlunya harus mempelajari susunan dan atau
komposisi vegetasi secara bentuk (struktur) vegetasi dari spesies gulma itu
sendiri, dalam hal ini unsur vegetasi yang dimaksud adalah bentuk pertumbuhan,
stratifikasi dan penutupan tajuk, data jenis gulma, diameter dan tinggi gulma
sehingga dapat diperoleh informasi kuantitatif
tentang struktur dan komposisi suatu komunitas tumbuhan. Vegetasi tanam
dan iklim berhubungan erat dan pada tiap-tiap tempat mempunyai keseimbangan
yang spesifik. Olehnya vegetasi disuatu tempat akan berbeda vegetasi ditempat
lain karena bebeda pula faktornya lingkunganya.
1.2
Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari praktikum Mata Kuliah Ilmu Gulma
mengenai Analisis Vegetasi Gulma Pada tanaman singkong (Manihot esculenta) ini yaitu untuk mengetahui gulma-gulma yang memiliki kemampuan tinggi
dalam penguasaan sarana tumbuhan dan ruang hidup. Sedangkan kegunaan dalam
praktikum ini yaitu agar dapat memahamai bagaimana penentuan baik dan tidaknya dalam
mengendalikan gulma tersebut.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Analisis Vegetasi
Analisis
vegetasi dalah cara mempelajari susunan (komposisi jenis) dan bentuk (struktur)
vegetasi atau masyarakat tumbuh-tumbuhan. Dalam ekolgi hutan satuan yang
diselidiki adalah suatu tegakan yang merupakan asosiasi kongkrit (Reksohadiprodjo, S. 1985).
Unsur
struktur vegetasi adalah bentuk pertumbuhan, stratifikasi dan penutup tajuk.
Untuk keperluan analisis vegtasi diperlukan data-data jenis, diameter dan
tinggi untuk menetukan indeks dan nilai penting dari penyusunan komunitas hutan
etrsebut. Dengan analisis vegetasi dapat diperoleh informasin kuantitatif
tentang struktur dan komposisi suatu komunitas tumbuhan (Jumin, Hasan Basri. 1991).
2.2 Tujuan Analisis Vegetasi
Menurut
(Prawoto, dkk., 2008), tujuan analisis vegetasi yaitu sebagai berikut :
-
Mengetahui komposisi jenis gulma dan
menetapkan jenis yang dominan. Biasanya hal ini dilakukan untuk keperluan
perencanaan, misalnya untuk memilih herbisida yang sesuai.
-
Untuk
mengetahui tingkat kesamaan atau perbedaan antara dua vegetasi. Hal ini
penting, misalnya untuk membandingkan apakah terjadi perubahan komposisi
vegetasi gulma sebelum dan setelah dilakukan pengendalian dengan cara tertentu.
Koefisien komunitas
digunakan untuk menilai adanya variasi atau kesamaan dari ebrbagai komunitas
dalam suatu area. Tingkat kesamaan atau perbedaan komuniti gulma pada suatu
daerah dapat dibandingkan dengan menghitung koefisien komunitas (Wirjahardja
dan Pancho, 1975).
2.3 Macam – Macam Metode Analisis Vegetasi
Dalam
ilmu vegetasi telah dikembanglan berbagai metode untuk menganalisis suatu
vegetasi yang sangat membantu dalam mendiskripsikan suatu vegetasi sesuai
dengan tujuannya. Dalam hal ini suatu metedologi sangat berkembang dengan pesat
seiring dengan kemajuan dalam bidang-bidang pengetahuan lainya, tetapi tetap
harus diperhitungkan berbagai kendala yang ada.
Adapun macam-macam metode anailisis
vegetasi yaitu :
-
Metode garis
Metode garis merupaka
suatu metode yang menggunakan cuplikan berupaka garis. Penggunaan metode ini
pada vegetasi hutan sangat tergantiung pada kompleksitas hutan tersebut. Dalam
hal ini apabila vegetasi sederhana maka garis yang akan digunakan
semakinpendek. Untuk hutan biasanya panjang garis yang digunakan sekitar 50m –
100m. Sedangkan untuk vegetasi semak belukar, garis yang digunakan cukup 5 m –
10 m. Apabila metode ini digunakan pada vegetasi yang lebih sederhana, maka
garis yang digunakan cukup 1 m (Barus,
2003).
-
Metode titik
Metode titik merupakan
metode analisis vegetasi dengan menggunakan cuplikan berupak titik. Pada metode
ini tumbuhan yang dapat dianalisis hanya suatu tumbuhan yan gbenar-benar
terletak apda pada titik yang disebar atau yang diproyeksikan mengenai titik
tersebut. Dalam menggunakan metode ini, variabelvariabel yang digunakan adalah
kerapatn, dominasi dan frekuensi (Sebayang,
2005).
-
Metode kuadrat
Metode kuadrat
merupakan metode analisis vegetasi yang dilakukan dengan menggunakan kawat
ataupun kayu dalam bentuk oersegi dengan ukuran 50 x 50 cm yang mana digunakan
untuk mengukur kepadatan dan berat kering gulma pada 30, 60 dan 75 hari setelah
tanam (HST). Kawat persegi ditempatkan ditempat lokasi terpilih secara acak
pada setiap plot dan semua gulma dikumpulkan. Gulma yang sudah dicabut
(dikumpulkan) diidentifikasi, dengan cara melakukan perhitunagn spesies,
penimbangan biomassa setelah pengeringan pada suhu 70 derajat C selama 72 jam
dalam oven listrik. Kepadatan absolut dari masing-masing spesies dicatat. Gulma
sebagai kontrol diperkirakan sebagai presentase gulma yang mati oleh perlakuan
herbisida tertentu. Dibandingkan dengan kontrol tanpa perlakuan herbisida.
Spesies gulma yang dominan ditentukan berdasarkan jumlah rasio dominan (SDR),
nilai-nilainya dinyatakan dalam presentase (Rahman, M. Et al., 2012).
Konsep
dan metode analisis vegetasi sesungguhnya sangat bervariasi, tergantung keadaan
vegetasi itu sendiri dan tujuanya. Misalnya apakah ditujukan untuk mempelajari
tingkat suksesi, apakah untuk evaluasi hasil suatu pengendalian gulma. Metode
yang digunakan harus disesuaikan dengan struktur komposisi vegetasi. Untuk
areal yang luas dengan vegetasi semak rendah misalnya, digunakan metode garis,
untuk pengamatan sebuah contoh petak dengan vegetasi “tumbuh menjalar”
digunakan metode titik dan untuk survei suatu daerah yang luas dan tersedia
cukup waktu, estimasi visual mungkin dapat digunakan oleh peneliti yang sudah
berpengalaman. Jua harus diperhatikan keadaan geologi, tanah, topograpi dan
data vegetasi yang mungkin telah ada sebelumnya, serta fasilitas kerja seperti
peta lokasi yang bisa dicapai, waktu yang tersedia, dan ain sebagainya semuanya
untuk memperoleh efisiensi (Tjitrosoedirdjo, dkk., 1984).
III.
METODE PRAKTIK
3.1 Waktu dan Tempat
Adapun
peserta praktik
matakuliah Irigasi Pertanian ini yaitu seluruh mahasiswa Program Studi
Agroteknologi 02, Fakultas Pertanian, Universitas Taulako, Palu. Waktu
praktikum ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 09 Mei 2015, pukul 08.00 Wita
sampai dengan selesai. Dengan bertempatkan di Lahan, Fakultas Pertanian,
Universitas Tadulako, Palu.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan
pada praktikum mata kuliah ilmu gulma mengenai analisis vegetasi gulma pada
tanaman singkong ini adalah plot dengan ukuran 100X 100 cm, hand tangki semprot dan alat
tulis menulis. Sedangkan bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu air dan
gulma yang hidup pada tanaman singkong.
3.3 Cara kerja
Cara kerja dalam
praktikum analisis vegetasi gulma pada tanaman singkong ini yaitu tebagi
menjadi dua bagian.
3.3.1 Perhitungan Analisis Vegetasi
Pertama
tama meletakkan plot pada tanaman singkong, dengan posisi tanaman singkong
berada tepat di tengah plot yang ukuranya 60x60 cm. Kemudian melakukan
perhitungan gulma yang hidup pada areal plot. Seteah itu menulis banyaknya
gulma yang dihtung. Langkah ini dilakukan sebanyak lima kali pemindahan plot.
3.3.2 Perhitungan Kalibrasi
Pertama menyiapkan tangki
semprot yang kosong atau tidak terisi air, persiapan plot penyemprotan dengan
cara memberi patok pada setiap batas, dan dengan ukuran 40 m. Sebelum melakukan penyemprotan, diawali
dulu dengan pemompaan ditempat sebanyak 12 kali sehingga tekanan udara dalam
tangki terisi. Penyemprotan dilakukan dengan sekali semprot selangkah.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Berdasarkan Praktikum Mata Kuliah Ilmu
Gulma mengenai Analisis Vegetasi Gulma Pada Tanaman Singkong (Manihot esculenta) didapatkan hasil
sebagai berikut :
4.1.1
Perhitungan
Analisis Vegetasi
Berdasarkan plot yang telah
ditentukan dengan bentuk persegi dan ukuran 100x100 cm, serta perpindahan plot
sebanyak 5 kali, didaptkan hasil data sebagai berikut :
Tabel 1. Hasil
perhitungan jenis gulma pada tanaman singkong
No
|
Gulma
|
Plot Pengamatan
|
Jumlah Gulma
|
Kedapatan
|
I
|
II
|
III
|
IV
|
V
|
1
|
Cacabean (Cleome rutidosperma)
|
22
|
49
|
27
|
49
|
17
|
164
|
5
|
2
|
Lamtoro (Leucaena leucocephala)
|
50
|
111
|
129
|
51
|
201
|
542
|
5
|
3
|
Jukut
Pahit
(Axonapus comperssus)
|
20
|
31
|
41
|
17
|
18
|
127
|
5
|
4
|
Belulang
(Elusiana indica)
|
10
|
24
|
8
|
31
|
15
|
88
|
5
|
5
|
Anting-anting
(Achalipa australis)
|
-
|
19
|
-
|
11
|
-
|
30
|
2
|
6
|
Sembung
Utan
(Phylanthus
aurinaria)
|
-
|
-
|
-
|
9
|
14
|
23
|
2
|
Jumlah kerapatan semua jenis
|
974
|
24
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
A.
Kerapatan
·
Kerapatan Mutlak (KM)
Rumus : +
Hasil Plot Pengamatan (1+2+3+4+5+6)
1.
KM.
Gulma
Cacabean (Cleome rutidosperma) = 164
2.
KM.
Gulma Lamtoro (Leucaena leucocephala) = 542
3.
KM.
Gulma Jukut
Pahit (Axonapus comperssus) = 127
4.
KM.
Gulma
Belulang (Elusiana indica) = 88
5.
KM.
Gulma
Anting-anting (Achalipa australis) = 30
6.
KM.
Gulma
Sembung Utan (Phylanthus aurinaria) = 23
Jadi,
Jumlah keraptan Mutlak (KM) semua jenis dalah 974
·
Kerapatan Nisbi (KN)
Rumus : x 100%
1.
KN. Gulma Cacabean (Cleome
rutidosperma) :
=
x 100%
=
16.837
2.
KN. Gulma Lamtoro (Leucaena leucocephala) :
=
x 100%
=
55.646
3.
KN. Gulma Jukut Pahit (Axonapus
comperssus) :
=
x 100%
=
13.039
4.
KN. Gulma Belulang (Elusiana
indica) :
=
x 100%
= 9.034
5.
KN. Gulma Anting-anting (Achalipa australis) :
=
x 100%
= 3.080
6.
KN. Gulma Sembung Utan (Phylanthus
aurinaria) :
=
x 100%
= 2.361
Jadi, jumlah kerapatan nisbi (KN) semua jenis
adalah 99.997
B.
Frekuensi
·
Frekuensi Mutlak (FM)
Rumus =
1. FM. Gulma Cacabean (Cleome rutidosperma) = = 1
2.
FM.
Gulma Lamtoro (Leucaena leucocephala) = = 1
3. FM. Gulma Jukut Pahit (Axonapus comperssus) = = 1
4. FM. Gulma Belulang (Elusiana indica) = = 1
5. FM. Gulma Anting-anting
(Achalipa australis) = =
6.
FM. Gulma Sembung Utan (Phylanthus aurinaria) = = 0.4
Jadi, nilai frekuensi mutlak (FM) semua
jenis adalah 4.8
· Frekuensi
Nisbi (FN)
Rumus = x 100%
1.
FN. Gulma Cacabean (Cleome rutidosperma) :
=
x 100%
=
20.83
2.
FN. Gulma Lamtoro (Leucaena leucocephala) :
=
x 100%
= 20.83
3.
FN. Gulma Jukut Pahit (Axonapus comperssus) :
=
x 100%
=
20.83
4.
FN. Gulma Belulang (Elusiana indica) :
=
x 100%
=
20.83
5.
FN. Gulma Anting-anting (Achalipa australis) :
=
x 100%
=
8.33
6.
FN. Gulma Sembung Utan (Phylanthus aurinaria) :
=
x 100%
=
8.33
Jadi,
Jumlah frekuensi nisbi (FN) semua jenis adalah 99.98
C.
Dominasi
·
Dominasi Mutlak (DM)
Rumus =
1. DM. Gulma Cacabean (Cleome rutidosperma) =
= 32.8
2. DM. Gulma Lamtoro (Leucaena leucocephala) = = 108.4
3. DM. Gulma Jukut Pahit (Axonapus comperssus) = = 25.4
4. DM. Gulma Belulang (Elusiana indica) = = 17.6
5. DM. Gulma Anting-anting (Achalipa australis) = = 15
6. DM. Gulma Sembung Utan
(Phylanthus aurinaria) = = 11.5
Jadi,
jumlah dominasi mutlak (DM) semua jenis adalah 210.7
·
Dominasi Nisbi (DN)
Rumus
= x 100 %
1.
DN. Gulma Cacabean (Cleome rutidosperma) :
=
x 100%
=
15.567
2.
DN. Gulma Lamtoro (Leucaena leucocephala) :
=
x 100%
=
51.447
3.
DN. Gulma Jukut Pahit (Axonapus comperssus) :
=
x 100%
=
12.55
4.
DN. Gulma Belulang (Elusiana indica) :
=
x 100%
=
8.353
5.
DN. Gulma Anting-anting (Achalipa australis) :
= x 100%
=
7.119
6.
DN. Gulma Sembung Utan (Phylanthus aurinaria) :
=
x 100%
=
5.457
Jadi,
jumlah dominasi nisbi (DN) semua jenis adalah 100.493
4.1.2
Perhitungan
Kalibrasi
Berdasarkan praktik mengenai perhitungan
kalibrasi dari kelompok II (dua), didapatkan hasil yaitu sebagai berikut :
Tabel 2. Hasil
kalibrasi lahan kelompok II (dua)
No
|
Parameter
Pengamatan
|
Hasil
|
1
2
3
|
Panjang Lahan
Volume air dalam tangki
Lama waktu kalibrasi
|
40 x 2 m
15 liter/ha
2 menit 14 detik
|
Perhitungan :
Rumus =
=
= 9
menit/ha
Tabel 3. Hasil
kalibrasi semua kelompok (I-V)
Kelompok
|
Ukuran Lahan
|
Volume Air (ltr)
|
Waktu (menit)
|
Panjang (m)
|
Lebar (m)
|
Luas (m2)
|
I
|
30
|
2
|
60
|
15
|
1.40
|
II
|
40
|
2
|
80
|
15
|
2.14
|
III
|
50
|
2
|
100
|
15
|
2.20
|
IV
|
60
|
2
|
120
|
15
|
2.30
|
V
|
70
|
2
|
140
|
15
|
2.13
|
Perhitungan :
Rumus : Volume air =
=
= 1.500 liter/ha
Jika takaran
herbisida yang digunakan adalah 5
liter (5000 ml), maka perhitungan konsentrasinya adalah sebagai berikut :
Konsentrasi
herbisida =
= 750 ml /15
liter air (tangki)
Waktu
yang digunakan =
= 220
menit / 3,6 jam
Jadi, hasil kalibrasi pada kelompok II (dua) yaitu 9 menit/ha. Dan volume
air untuk kalibrasi semua kelompok adalah 1500 l/ha. Sedangkan pada perhitungan
kalibrasi pada semua kelompok adalah 220 menit (3.6 jam).
4.2
Pembahasan
4.2.1
Perhitungan
Analisis Vegetasi
Pada hasil pengamatan yang
dilakukan, mengenai alanilis vegetasi gulma pada tanaman singkong, diketahui
bahwa terdapat 6 jenis gulma, yaitu Gulma Cacabean (Cleome rutidosperma), Gulma Lamtoro (Leucaena leucocephala), Gulma Jukut Pahit (Axonapus comperssus), Gulma Belulang (Elusiana indica) Gulma Anting-anting (Achalipa australis linn dan) Gulma Sembung Utan (Phylanthus aurinaria). Gulma ini
termaksud dalam jenis gulma yang berdaun sempit dan berdaun lebar.
Untuk jenis rumput teki, terlihat
bahwa morfologi jenis akar serabut tidak terlalu panjang untuk menembus
pertahanan sekitar tanaman budidaya singkong, daun berukuran sempit, serta
termaksuk tanaman herba.
Gulma berdaun sempit yaitu apabila
helaian daun atau laminya berbentuk memanjang dengan ukuran lebarnya helaian
kecil atau sempit. Helaian daun dari golongan ini umumnya terdiri dari kelompok
daun yan gterbentuk pita, jarum dan berbentuk panjang-panjang. Pertulanagan
daun dari golongan ini umumnya berbentuk lurus-lurus yang umumnya didominsai
oleh kelompok tumbuhan dari kelas monokotiledon. Tumbuhan ini mempunyai bentuk
daun sempit memanjang.
4.2.2
Perhitungan
Kalibrasi
Kalibrasi
adalah kegiatan untuk menentukan kebenaran konvesional nilai penunjukan alat
ukur dan bahan ukur dengan cara membandingkan terhadap standar ukur yang mampu
telusur.
Pada
perhitungan kalibrasi langkah - langkah
dalam melakukan penyemprotan gulma yaitu menggunakan herbisisda. Persiapan
sprayer atau tangki serta nozel yang akan digunakan untuk menyemprot gulma
dilahan pertanian sesuai dengan kebutuhan. Melakukan kalibrasi sprayer yang
akan digunakan dengan benar, mementukan formulasi larutan herbisida yang sesuai
luasan areal lahan, dosis dan volume semprotnya, mencampur herbisida dengan
pelarutnya sesuai dengan perhitungan dan kebutuhan dalam wadah sedara merata
dan homogen, memasukan campuran herbisida kedalam tangki sampai penuh sesuai
dengan kapasitas tangki, memompa tangkai sampai tekanan udara dalam tangki
penuh, menyemprot gulma pada lahan dengan mengatur posisi nozel.
Pada
ukuran lahan yang berfariasi atau tergantung dari berbagai kelompok masing-masing,
yakni mulai dari panjang dan luasan yang berbeda, dapat diketahui pada
perhitungan kalibrasi diperlukan 750 ml/15 liter air konsentrasi herbisida,
dengan waktu yang digunakan yaitu 220 menit atau setara dengan 3.6 jam.
V.
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktik Mata Kuliah Ilmu
Gulma mengenai Analisis Vegetasi Gulma Pada Tanaman Singkong (Manihot esculenta), maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
-
Komposisi jenis serta struktur yang
berkaitan dengan susunan dan bentuk gulma pada tanaman singkong (Manihot esculenta), dengan ukuran plot 60x60
cm pada areal, terdominasi pada gulma lamtoro (Leucaenae leucocephala) dengan banyak mencapai 542 pohon, dan yang
paling minim yaitu Gulma Sembung Utan (Phylanthus
aurinaria) dengan capaian 23 pohon.
-
Tigkat kesamaan atau perbedaan antara
analisis vegetasi dapat diketahui pada hasil data, yang mana hasil dari jumlah
kerapatan mutlak (KM) yaitu 974, dan kerapatan nisbi (KN) adalah 99.997.
Sedangkan pada data frekuensi multak (FM) yaitu 4.8 dan frekuensi nisbi (FN)
yaitu 99.98. Pada data dominasi mutlak (DM) yaitu 210.7, sedangkan dominasi
nisbi (DN) adalah 100.493.
-
Dari
hasil perhitungan kalibrasi dapat diketahui bahwa hasil kalibrasi umum (I-V)
menggunakan herbisida sebanyak 1500/ha atau setara 220 menit (3.6 jam)
-
Pengendalian gulma dapat dilakukan
dengan berbagai cara, diantaranya adanya pengendalian hayati, pengendalian
fisik, pengendalian kimia, serta pengendalian terpadu.
5.2 Saran
Dalam
melaksanakan praktik, diharapkan pada setiap anggota dari semua kelompok agar
dapat bekerja sama dengan baik, sehingga dalam melakukan perhitungan tidak
mengalami kendala berupa pencarian data yang lamban. Olehnya pemahaman mengenai
perhitungan analisis vegetasi dan kalibrasi dapat dipahami pula.
DAFTAR PUSTAKA
Barus, 2003. Pengendalian Gulma di
Perkebunan. Kanisius. Jakarta.
Prawoto, dkk., 2008. Panduan Lengkap Kakao : Manajemen
Agribisnis dari Hulu hingga Hilir. Penebar Swadaya, Jakarta.
Rahman, M. 2012. Responsif Gulma Tumbuhan
untuk Diferensiasi Herbisida di Sistem Arobik.
Vol. & (1) pp. 12-23.
Reksohadiprodjo,
S. 1985. Produksi Hijauan
Rumput dan Legum Pakan Tropik Cetakan I. Badan Penerbit
Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.
Sebayang, H.T., 2005. Gulam dan Pengendalianya Pada
Tanaman Padi. Unit Penerbitan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Malang.
Tjitrosoedirdjo, dkk., 1984. Pengelolaan Gula di
Perkebunan. PT Gramedia, Jakarta.
LAMPIRAN
Gambar 1. Gulma Cacabean (Cleome rutidosperma)
Gambar 2. Gulma Lamtoro (Leucaena leucocephala)
Gambar 3. Gulma Jukut Pahit (Axonapus
comperssus)
Gambar 4. Gulma Belulang (Elusiana
indica)
Gambar 5. Gulma Anting-anting (Achalipa
australis)
Gambar 6. Gulma Sembung Utan (Phylanthus
aurinaria)
RIWAYAT
PENULIS
Yayan Nofriandi, lahir pada tanggal 04
November 1995 di Desa Anggasan, Kecamatan Dondo, Kabupaten Tolitoli. Menamatkan
Pendidikan Sekolah Dasar (SD) Negeri 1 Anggasan Pada Tahun 2005, dan
melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 4 Dondo hingga
selesai pada tahun 2008, lulus dari Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1
Dondo Pada Tahun 2013. Dan hingga sekarang melanjutkan studi di Universitas
Tadulako (UNTAD), Palu dengan mengambil Jurusan Agroteknolgi, Fakultas
Pertanian sebagai sarana melanjutkan pendidikannya.